Pakistan lahir pada 26 Ramadhan 1366/
14 Agustus 1947 setalah mendapat kemerdekaan dari Inggris dan melepaskan diri
dari India. Namun keberadaan bangsa dan tanah Pakistan tidak lah sama sekali
baru, yang tiba-tiba muncul dalam sehari, selain namanya saja (Pakistan).
Akarnya kembali kepada sebuah peradaban tua dunia muncul pada 250 SM yang
disebut Indus civilization. Peradaban ini
seumur dengan peradaban tua dunia lainya seperti Mesopotamia dan sudah mencapai
puncak kemajuan di saat bangsa eropa masih tenggelam dalam periode batu, stone age (Ernest Mackay, The Indus
Civilization).
Dalam perjalanan kurun waktu hampir
5000 tahun itu anak benua India telah melawati pasang surut peradaban dan
dikuasai oleh berbagai dinasti dan kejaran yang berbeda. Setelah kedatangan
bangsa Aryan pada 1500 SM, raja Persia, Darius 1 menyerang dan menguasai anak
benua ini pada 522 SM dan kemudian menjadikannya sebagai provinsi ke 20 dari
imperium Persia.
Alexander Agung, seorang legenda
kesatria Yunani tercatat telah masuk membawa pasukan ekspedisinya ke anak benua
ini pada 327 SM. Namun Alexander tidak dapat menguasai seluruh India setalah
dihadang oleh pasukan bergajah raja-raja lokal dan mengalami kekalahan. Bahkan
konon kuda tunggangannya yang perkasa dan melegenda itu turut terbunuh dalam
peperangan itu. Sejak saat itu soerang gubernur yunani tunjukan Alexander
memerintah india sampai 1 M dimana revolusi besar-besaran dilakukan bangsa
setempat dan berhasil mengambil alih kekuasaan dari gubernur yunani.
Pada tahun 120 M penguasa Afgan turut
bertualang menguasai India dan kemudai pada 628 M Persia dan Turki saling
bergantian menjajah India. Namun penguasa Persia tidak mampu bertahan lama
ketika pasukan Persia dikalahkan oleh Romawi dalam peperangan besar antara duan
adidaya dunia ketika itu, tepatnya tahun 642 M. Sejak saat itu anak benua India
kembali ke pangkuan penguasa lokal hingga akhirnya datang tentara muslim pada
tahun 700an dan menjadi cikal bakal penyebaran Islam di Pakistan- India (A
Qoyum Sher, Pakistan Studies).
Dari penuturan sekilas di atas, dapat ditarik benang merah sebagai landasan historis
dari berbagai peristiwa, karakter dan keadaan bangsa Pakistan-India saat ini.
Sejak awal bangsa Pakistan memang sudah bersentuhan dan dijajah oleh berbagai
bangsa besar lainnya. Sehingga tidak heran kalau watak keras dan naluri
perangnya kuat seperti bisa didapatkan pada suku Punjab yang memang menurut
sejarah merupakan wilayah yang selalu diperebutkan oleh para bangsa penjajah
tersebut. Kebanggaan bangsa Pakistan-India dengan berbagai keunggulan yang
dimiliki seperti katakana lah kecerdasan otak, dapat dilacak pada nenek moyang
Aryan mereka. Mereka memang laik mengklaim sebagai anak rumpun bangsa- bangsa
Aryan lain seperti Jerman dll. Bangsa Persia yang memiliki tingkat
kesustrastaan yang tinggi juga turut andil dalam memperkaya budaya, seni dan
bahasa anak benua ini.
Sebagai agama dakwah, missionary
religion, Islam selalu dihadapkan pada permaslahan penyebaran
ajaran. Pertanyaan apakan Islam disebarkan dengan cara perang atau damai
memilki akar dan implikasi yang cukup panjang yang kesemuanya berpulang pada
pembacaan sejarahnya dan interpretasi sang ilmuan atau sejarawan terhadap fakta
sejarah tersebut. Pada tahapan inilah, hubungan kuat antara validitas data dan
objektivitas pembaca (sejarah) menjadi signifikan.
Dalam jejak rekam sejarah, bangsa Arab
ternyata telah memiliki hubungan dagang dengan India, Malay, Cina dan
sekitarnya sebelum 622 M. karena memang bangsa Arab memiliki kebiasaan dagang
dengan jalur pelayaran ke timur.
India sudah dikenal dengan barang
dagangan dan perhiasaan yang berkualitas tinggi. Hal ini menarik perhatian
bangsa penjelajah seperti portugis, Inggris dll untuk singgah termasuk bangsa
Arab. Pada saat itu anak benua ini berada dibawah kekuasaan sekte Rajput yang
dikenal sebagai para prajurit tangguh.
Sedangkan bangsa Arab saat itu telah
muncul sebagai kekuatan baru dunia. Tepatnya 20 tahun setelah Rosulullah wafat
tenatara Arab telah berhasil melebarkan sayap ke hampir seluruh penjuru dengan
membawa sebuah ajaran baru, Islam, dari Spanyol di sebelah barat sampai ke Iran
di timur dan utara Afrika.
Invasi besar-besaran muslim itu
terjadi kira-kira pada masa kekhalifahan Umar yang tercatat berhasil menaklukan
Mesir sebagai pintu utama benua Afrika dan mengalahkan Persia dalam peperangan
Nihawan tahun 642 M (Mazharul Haque, Outline of Islamic History).
Meskipun tidak ada catatan sejarah
yang jelas bahwa Umar telah mengirim ekspedisi ke wilayah India, namun hubungan
antara Arab dan India dapat dipastikan sudah berlangsung baik. Ini bisa
diasumsikan demikian dengan melihat teori masuknya Islam ke Indonesia pada abad
ke 1 H melalui para pendagang Arab yang bertujuan ke Cina. Logikanya jelas
bahwa India jauh lebih memungkin untuk dijangkau sebelum Indonesia dan Cina.
Yang pasti, kontak pertama Arab dengan
bangsa India terjadi pada tahun 637 M melalui pedagang yang berlayar ke daerah Thana tidak jauh dari Bombay. Sukses dengan
pelayaran pertama, ekspedisi-ekspedisi berikutnya pun menyusul. Namun, pada
sebuah pelayaran besar para pedagang Arab dirampok bajak laut didekat Bombay.
Para pembajak membunuh hampir seluruh pedagang laki-laki dan mengirim pulang
para janda dan sisa hasil dagang ke Hajjaj Bin Yusuf, gubernur Bagdad dibawah
kekhalifahan Ummayah pada saat itu.
Marah dengan hal itu, Hajjaj mengirim
sebuah pasukan besar dibawah panglima perang muda Muhammad bin Qasim yang
merupakan menantunya pada tahun 711 M. Bin Qasim berhasil berlabuh di perairan
Sindh, Pakistan, yang kemudian hari pelabuhan tersebut diberi nama pelabuhan
Bin Qasim. Dari Sindh Bin Qasim berhsil memukul mundur kekuatan Raja Dahrir,
penguasa India barat saat itu (Pakistan). Satu demi satu, koantong-kantong
kekuasaan Dahrir jatuh. Muhammad Bin Qasim hanya menetap tiga tahun dan
kemudian kembali ke bagdad setelah dipanggil gubernur.
120 tahun kemudian kontak Arab dan
India-Pakistan baik dagang maupun juru dakwah terjalin lebih intens. Namun
dalam bentuk penaklukan atau invasi, barulah tiga abad kemudian ada invasi
militer lagi yang dilakukan muslim ke tanah India-Pakistan (A Qoyum Sher, Pakistan Studies).
Sampai pada titik inilah fase awal penyebaran Islam di anak benua India,
khususnya Pakistan di lakukan. Lebih tepatnya lagi disebut sebagai pembuka jalan
Islam.
Dari titik ini pula para sejarawan
orientalis Inggris sudah berani mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke
Pakistan-India dengan pedang (perang). Landasannya jelas; invasi Bin Qasim.
Namun sebetulnya konsekuensi dari pendapat ini pada pencitraan Islam di
Pakistan dikemudian yang justru lebih penting dan menarik dikaji, khususnya
pada masa konseptualisasi negara Pakistan dan perjuangan kemerdekaannya. Namun
pendapat ini dibantah oleh banyak ilmuan lain, yang berpendapat bahwa justru
masuknya para pedangan Arab ke anak benua India terlepas dari tendensi misi
agama. Tujuan utama mereke adalah berdagang atau penyebaran wilayah kekuasaan;
dari ekspedisi ke invasi. Pendapat seperti ini seirama dengan analisa Watt yang
mengatakann bahwa karakter invasi Arab berasal dari budaya baduy Arab; Razzia.
Yaitu pengepungan sebuah wilayah/ suku oleh suku lain untuk mendapatkan
keuntungan materil seperti harta, perhiasaan, makanan dan hewan ternak (W.
Montgomery Watt, The Majesty that was Islam).
Berdirinya negara
Pakistan sendiri merupakan bukti keberhasilan perkembangan Islam di
daerah Asia ini. Orang yang pertama kali mencetus berdirinya negara yang
memisahkan dari india ini adalah Muhammad Iqbal (1876 - 1938)
mengingat di India terdiri
dari Umat Islam dan Hindu.
Nama Pakistan
sendiri berasal dari seorang mahasiswa Islam India yang
berada di London diambil dari kata Punjab, A dari Afghan, K dari Kashmir, S
dari Sindi dan TAN dari Balukhistan. Sumber lain mengatakan berasal dari
kata Persia “pak” (suci) dan “stan” (negara).
Pada
tahun 1916 dalam kapasitasnya
sebagai ketua Liga Muslimin India, Muhammad Ali
Jinnah diangkat mejadi Gubernur Jendral pertama dominion Pakistan dan pada
tahun 1947 tanggal 15 Agustus, barulah Pakistan menjadi negara merdeka dengan
bentuk Republik dan Jinnah tetap sebagai Gubernur Jendralnya.
Pada tahun
1971, terjadi perpecahan antara pakistan Timur dan Pakistan barat, yang
berakhir dengan pemisahan kekuasaan yaitu Pakistan
Timur menjadi negara merdeka dengan nama Bangladesh dengan
bentuk Negara Republik Bangladesh, diproklamirkan tanggal 17 April 1971, yang
pada saat itu presiden pertamanya adalah Mujibur Rachman.
Pada tahun
1974, barulah pakistan mengakui kemerdekaan Bangladesh melalui penandatanganan
perjanjian antara Pakistan dan Bangladesh.
Pakistan adalah satu-satunya Negara di
dunia yang lahir atas dasar agama (Islam). Kelahirannya merupakan sebuah
phenomena dan paradigma baru dalam diskursus ilmu politik modern maupun dalam
kajian Islam. Eksistensinya selalu dikaitkan secara langsung dengan Islam.
Karena Pakistan sebagai sebuah Negara, bagi penduduknya, adalah ekspresi nyata
dari keberagamaan mereka (Islam).
Pergumulan Islam dalam Negara
(politik) merupakan awal dari kontroversi dan perdebatan panjang dalam sejarah
Pakistan, sejak awal mula konsepsi Pakistan itu sendiri digulirkan. Bukan saja
validitas dan rasionale konsepsi Negara ini yang dimentahkan oleh umat hindu
India yang notabene mayoritas, bahkan diantara umat Islam sendiri hal ini juga
menimbulkan pro dan kontra (akan diuraikan lebih jelas didepan). Namun bukan
hanya interpretasi Islam politik yang menjadi kontroversi, bahkan corak
keislaman orang Pakistan secara umum atau keseluruhan yang dianggap rigid dan
keras juga patut dipersoalkan.
Hingga saat ini geliat Islam di
Pakistan masih tetap menjadi sorotan dan layak dijadikan bahan kajian oleh para
pemikir dan cendikiawan. Untuk mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai Islam
di Pakistan, penulusuran terhadap sejarah awal penyebarannya adalah sebuah
niscaya. Karena melalu metode itu lah reason de’etrat dari sebuah wujud dan peristiwa dalam
sejarah dapat dicapai (Will Durant, The Lesson from History). Maka
tulisan ini akan sekilas menuturkan sejarah awal masuknya Islam ke anak benua
India ini dengan memberikan beberapa catatan dan analisa guna mencari jawaban
atas keunikan corak Islam di Pakistan ini.
0 komentar:
Posting Komentar