Dari Uvairy untuk Nabi
Penyakitku adalah perpisahan
Tak ada obat selain pertemuan
Malam-malamku hanya termenung
Tak ada yang menyadarkan selain wajahmu
Hidupku buntu dengan masalah
Tak ada solusi kecuali mengingat namamu
Mentaripun tak mampu menjadi cerah
Bumi ini dan aku membutuhkan senyumanmu
Saat rindu itu membuat sesak dadaku
Maka jadilah udara yang memberi nafas di kehidupanku
Bidadari di surge bukan lagi suatu hadiah ketika aku mengenalmu
Melihat pelangi bukan lagi hal yang indah saat wajahmu menguasai mataku
Terlalu sedikit istilah-istilah keindahan dalam bahasaku
Sehingga tak ada kata untuk mengungkapkan bagaimana keindahanmu...
Penyakitku adalah perpisahan
Tak ada obat selain pertemuan
Malam-malamku hanya termenung
Tak ada yang menyadarkan selain wajahmu
Hidupku buntu dengan masalah
Tak ada solusi kecuali mengingat namamu
Mentaripun tak mampu menjadi cerah
Bumi ini dan aku membutuhkan senyumanmu
Saat rindu itu membuat sesak dadaku
Maka jadilah udara yang memberi nafas di kehidupanku
Bidadari di surge bukan lagi suatu hadiah ketika aku mengenalmu
Melihat pelangi bukan lagi hal yang indah saat wajahmu menguasai mataku
Terlalu sedikit istilah-istilah keindahan dalam bahasaku
Sehingga tak ada kata untuk mengungkapkan bagaimana keindahanmu...
Istimewa
Ku teringat wajahmu saat kita bertemu
Saat kurenungi indahnya pelangi
Kufikir keindahan yang terindah
Namun hanya terukir senyumanmu
Saat aku ingin mendengarkan lagu-lagu cinta
Mengapa seakan-akan hanya suaramu yang tiba
Juga saat aku ingin melihat sinar purnama
Mengapa wajah indahmu menghadangnya
Peluklah aku dan biarkana ku menggumam
"Disinilah aku merasakan ketenangan"
Aku membutuhkan air untuk kesegaranku
Namun aku lebih membutuhkanmu untuk ketenanganku
Aku butuh udara untuk bias bernafas bebas
Namun aku lebih butuh dirimu untuk kehidupanku
Sungguh senyumanmu meluluhkan segalanya
Bagaiman aku tak rindu sedangkan hanya ada senyumanmu di otak yang kupunya
Walau kau tak hadir di mataku
Kau tetap yang teristimewa di hatiku...
Mungkinkah aku melupakanmu
Jika setiap aku bernafas, rindu itu menyesakkanku?
Mengapa EngkauTinggalkanAku?
Jiwaku tergetar, ragaku tak tegar...
Oh makhluk indah yang bersemi
Oh peluk rebah hangat menyelimuti..
Ini malamku denganmu, kelamlah tanpa pengganggu
Sunyi akan bunyi, senyap dari pengap..
Bintang itu bersaksi, rasa ini bereaksi, cinta pun beraksi dan citaku berkreasi..
Mengalir air mata, mencair salju cinta
Membanjiri hati, membunuh hingga mati
Duhai kicau kicau burung, indahkan wajah ini bermurung..
Tak ada rindu berderu, sungguh hati ini haru..
Bagai binatang melata, yang haus ketika dia buta
Namun bagai sang sendu, yang selalu menghiru pudara rindu...
Sejak kau tak kemari, sungguh aku menyendiri
Taukah bunga yang layu, seperti itulah aku tanpamu
Mengapa kau tinggalkan aku?
Betapa sedih ini membeku
Lelah, resah, kesah, oh tiadatara
Letih, rintih, sedih, pedih membara
Mengapa kau tinggalkan aku?
Disaat api cinta membara
Dan rindu yang mengembara
Mencari-cari dirimu
Namun tak bertemu
Dimana dirimu? Kemana kau pergi?
Mengapa kau tinggalkan diri ini?
0 komentar:
Posting Komentar