Minggu
(03/04/2016) lalu. Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil (PPSMCH) Demangan
Barat Bangkalan menggelar Seminar Aswaja dengan tema, “Sudah Benarkah Amaliyah
Kita; (Nahdhiyin)?”. Acara yang bertempat
di Aula ppsmch lantai dasar ini dihadiri langsung oleh KH. Ma’ruf Khozin sebagai
Narasumber dari Aswaja Center dan didampingi oleh Ust. Ahrori selaku
moderator pada acara Seminar ini.
Seminar
Aswaja yang di Narasumberi KH. Ma’ruf
Khozin ini bertujuan supaya santri yang menuntut ilmu di pesantren lebih
kuat dalam berpegang teguh dengan Akidahnya dan
tidak mudah terjerumus pada aliran-aliran yang sudah berkembang pesat di Indonesia (pada umumnya),
terutama yang sudah masuk di daerah Bangkalan sendiri.
Dalam
penjelasannya KH. Ma’ruf Khozin banyak bercerita tentang aliran-aliran sesat yang muncul di muka bumi
ini dan aliran yang pertama muncul yaitu aliran Khawarij dan setelah aliran
Khawarij muncullah Syi’ah yang terus berkembang sampai saat ini.
Pada
waktu berjalannya materi. Kh. Ma’ruf Khozin yang berasal dari Malang yang
sekarang menetap di Surabaya dan juga seorang santri Alumni Ploso, itu menjabat
sebagai Pengurus Wilayah Nahdhotul Ulama’ (PWNU). Yang mana beliau di PWNU
berada dibidang Dakwah. Selain dibidang dakwah, beliau juga berada di Team
Aswaja Center.
“Santri
itu lebih intelektual ketika menghadapi aliran-aliran sesat seperti syi’ah,
wahabi dan aliran-aliran yang merusak Aqidah ke-NUan dan satri itu jauh lebih
teliti dalam mengambil sumber keilmuan dari jalur yang benar dan mempunyai
sanad yang shoheh. Hanya saja santri butuh deberengi dengan Teknologi
yang sekarang sudah menjadi bahan pokok semua orang. Yang mana para aliran yang
didoktrin liberalisme itu menggunakan sebuah teknologi untuk merusak ajaran
Ahlussunnah Waljama’ah”. Jelas beliau saat di wawancarai olen Crew Demangan
News.
Acara
yang dilaksanakan pada jam 09:30 WIS yang bertepatan dengan jam Istirahat
Madrasah al-Ma’arif itu diikuti sekitar 300 santri ppsmch dari tingkat
Ibtida’iyah (IBT) yang di hususkan untuk kelas V dan VI Ibt. Selain dari
kalangan Ibt dari tingkat Tsanawiyah (TS) dan Aliyah Tarbiyatul Muta’allim
(ATM) juga mendapatkan undangan supaya ikut berpartisipasi dalam acara ini,
yang mana dari tingkat Ts dan Atm diambil 3 peserta dari masing-masing kelas.
Menurut
Ust. Funasul Kirom. Kegiatan yang telah direalisasikan pada hari Minggu
(03/04/16) M. Di hususkan untuk kelas V dan VI Ibt, karena acara tersebut
hanyalah dasar untuk mengetahui sebuah aqidah Ahlussunnah Waljamaah, yang mana
dari tingkat Ibt masih minim di dalam mengetahui dalil-dalil yang bersangkutan
dengan Amaliyah di sekitarnya.
Maka
dari itu. Pengurus Ma’hadiyah yang bekerjasama dengan Kepala Madrasah
al-Ma’arif, memprioritaskan acara tersebut untuk kalangan Ibt. Namun, dari
tingkat Atm dan Ts juga ikut berpartisipasi adanya acara ini, tujuannya diambil
3 orang dari tingkat Atm dan Ts dari masing-masing kelas supaya bisa memberikan
pertanyaan kepada pemateri. “Supaya mereka (dari tngkat Ts dan Atm) bisa
mengembangkan adanya Kursus Aswaja di hari sebelumnya dan juga bisa bertanya
tentang pendapatan selama mengikuti kursus Aswaja pada pemateri”. Terang Ust. Funasul Kirom yang sekarang masih
menjabat sebagai Ketua III Ma’hadiyah ppsmch yang menaungi terlaksananya acara
Seminar.
Menurutnya.
Acara yang di laksanakan pagi hari itu, adalah dasar-dasar untuk mengetahui
tentang dalil-dalil di perbolehkannya amaliyah yang dilakukan oleh orang NU dan
sebagai pengetahuan kita bahwa amaliyah kita itu bukanlah Bid’ah. “Kemaren itu
sebenarnya bukan acara Seminar Aswaja, melainkan Daurah. Daurah Aswaja yang
menjelaskan tentang Imam dan Dalil Amaliyah kita.”Lanjutnya saat di wawancai
oleh Crew Demangan News.
Dia
menambahkan, setidaknya santri itu harus tahu dasar-dasar dari amaliyah yang
kita kerjakan sehari-hari, baik itu amaliyah kita tentang mushafahah ba’da Sholatil
Ashrih dan ba’da Sholatis Shubhih. Selain itu seorang santri juga harus tahu
dalil-dalil yang memperbolehkan ziyaroh kubur, “karena kalau bukan santri siapa
lagi yang akan meluruskan tradisi-tradisi Ulama’ Salaf terdahulu”. Imbuhnya
ketika di wawancarai.
Sebenarnya,
dari pengurus Ma’hadiyah sudah lama merencanakan acara tersebut. Dan menurut
Ust. Funasul Kirom kegiatan itu akan dilakukan 3 kali selama satun tahun ini,
hanya saja dari pengurus ma’hadiyah yang mengalami banyak kendala sehingga
acaranya bisa terlaksana satu kali yaitu pada hari Minggu lalu.
Tahun
depan ini. Dari pengurus ma’hadiyah yang sudah melakukan musyawarah dengan Kepala
Madrasah, yang hasilnya akan dilaksanakan 2 kali acara di dalam satu Tahun.
Setelah kegiatan daurah itu direalisasikan semaksimal mungkin oleh pengurus ma’hadiyah,
pengurus ma’hadiyah akan mengambil 10 anak yang ikut berpartisipasi yang akan
di bentuk Team Aswaja Center dari Bangkalan.
0 komentar:
Posting Komentar