(Tab Widget 2)

Sabtu, 14 Januari 2017

HIKMAH DI BALIK DICIPTAKAN BULAN DAN BINTANG (ASCHAL Edisi 11)


Bulan dan bintang merupakan salah satu ciptaan Allah SWT yang berada diangkasa. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Furqon ayat 61
تبارك الذي جعل في السماء بروجا وجعل فيها سراجا وقمرا منيرا

yang artinya: Maha Suci Allah yang menjadikan langit dengan gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan bercahaya.  

Perlu diketahui, semoga Allah SWT tetap memberi pertolongan kepada hamba-Nya, bahwasanya ketika malam diciptakan oleh Allah agar supaya udara menjadi dingin dan hewan mendapat ketenangan dan tempat, maka dengan pasti Allah SWT tidak menjadikan malam hari itu gelap tidak bisa menerangi kondisi alam sehingga makhluk tidak bisa memenuhi kebutuhan yang sangat pun kecil di malam hari.
Terkadang manusia butuh dalam melakukan sebagian pekerjaanya  pada malam hari yang adakalanya dharurat atau karena terbatasnya waktu disiang hari. Terkadang pada saat waktu siang hari kondisinya sangat panas, atau dari faktor-faktor yang lain, maka sinar bulan pada waktu malam termasuk di antara kebutuhan makhluk untuk membantu mereka, menerangi mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga terbitnya bulan pada sebagian malam sangat dibutuhkan oleh makhluk. Cahaya dan panasnya bulan itu merupakan pantulan dari cahaya matahari agar supaya cahayanya matahari tidak langsung mengena pada manusia dimanana cahayanya matahari di waktu siang langsung mengenai pada manusia tanpa dipantulkan pada bulan. Seandainya Allah SWT memantulkan cahaya matahari  di waktu malam  secara langsung kepada manusia, tanpa dipantulkan pada bulan, niscaya hal semacam ini menimbulkan bahaya yang sangat besar bagi manusia dan manusia tidak bisa menikmati indahnya suasana dimalam hari. Allah SWT juga menciptakan Bintang-gemintang di angkasa yang mana sebagian cahaya bintang tersebut bisa membantu manusia apabila sinar bulan itu tidak ada. Allah SWT juga menciptakan bintang-gemintang  sebagai hiasan langit sehingga dengan hal itu penduduk bumi yang memandangnya terasa indah dan hatinya akan merasa tenang. Selain itu, Allah SWT juga menciptakan malam hari menjadi petang yang mana hal itu merupakan peredaran dan masa untuk kebutuhan bulan dan bintang. Kemudian Allah SWT menjadikan bulan sebagai salah satu sarana untuk mengetahui beberapa hitungan tahun. Dan itu merupakan kenikmatan dan kepatutan dari Allah SWT kepada hamba-hambaNya. Kemudian Allah SWT menjadikan bintang-gemintang sebagai rujukan petunjuk dan tanda-tanda beberapa waktu yang baik utuk bekerja, seperti menanam padi, waktu yang baik untuk melakukan perjalanan, baik itu didaratan maupun dilautan (kapal), dan sebagai tanda-tanda kondisi yang sifatnya silih berganti, baik  cuaca panas atau pun dingin. dan dengan bintang-gemintang itu pula manusia mendapatkan petunjuk perjalanan digelapnya malam hari yang digiring kepada tempat tujuan sebagai firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Qs : al-An’am ayat 97
وهو الذي جعل لكم النجوم لتهتدوا بها في ظلمات البر والبحر
Artinya: dan Dialah (Allah SWT) yang menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu menjadikan petunjuk dalam kegelapan didarat dan dilaut.
Sebagaimana titah bulan yang khusus dalam masalah peredaran, mengelilingi, bertambah dan berkurang sinarnya maupun gerhananya, semua itu adalah petunjuk terhadap kekuasaan Sang Khaliq yang menitahkan keadaan ini untuk kemaslahatan alam. Kemudian renungilah akan perputaran cakrawala dengan bintang-gemintang di siang dan malam  dengan putaran yang sangat cepat dan peredaran yang dapat dilihat oleh indramata. Kita dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya. Andai kata peredarannya tidak secepat ini maka akan terputuslah jarak yang sangat jauh dalam waktu 24 jam. Seandainya pula Al-Bari (Allah) tidak mengatur  peletakan di atas sana sehingga sangat samar peredaran cakrawala bagi kita, niscaya akan menyambar dengan cahaya terang karena kecepatan geraknya yang kadang-kadang seperti baru berkilat ketika menguasai angkasa.
Renungilah akan kelemah lembutan Al-Bari dalam menakdirkan peredaran bulan dan bintang dari jarak yang jauh agar dapat memperbaharui peredarannya yang baru yang tidak memungkin kan apakah itu dikira-kirakan disetiap geraknya secara kadar kebutuhannya. Dan renungilah  peristiwa ini yang mana bintang tampak jelas dalam separuh tahunnnya dan menjauh dalam separuh tahunnya pula seperti bintang tsaraya, jauza’ dan sya’ra. sesungguhnya bila semua bintang tampak dalam satu waktu maka ia tidak akan menjadi petunjuk bagi kebodohan manusia yang mengetahuinya dan memperoleh petunjuk melaluinya.  Maka terdapatlah suatu petunjuk terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi manusia ketika lahir  dari sesuatu yang menjadikan kemaslahatan baginya yang tidak akan menghilang, bahwasanya itu dengan beberapa pengetahuan yang menjadi petunjuk bagi manusia untuk jalan yang tidak diketahui oleh manusia baik didaratan maupun dilautan. Ia tidak akan menghilang dan tidak akan bersembunyi.
Renungilah, seandainya bintang itu diam, tidak berputar, maka  petunjuk-petunjuk yang lahir dari peredaran-peredaran persatuan bintang, niscaya tidak akan ada petunjuk bagi manusia, sebagaimana matahari dan bulan memberi petunjuk bagi sesuatu yang terjadi di alam ini dengan peredarannya. Apabila semuanya beredar secara bersamaan, niscaya tidak akan ada tempat-tempat yang diketahui dan tidak ada pula ilustrasi yang dapat dikiaskan padanya dengan peredarannya karena ketika peredarannya diketahui dengan peredaran bintang, sebagaimana diketahui peredaran-peredaran di atas bumi dari tempat-tempat yang dilaluinya, maka matahari, bulan serta bintang berevolusi di alam ini setiap empat bulan dalam satu tahun untuk kemaslahatan hewan, tumbuh-tumbuhan dan selainnya dengan kekuasaan Al-Aziz, Al-Alim. Sebagian besar hikmah diciptaan cakrawala yang dengannya menjadi ketetapan alam terhadap puncak kesempurnaan karena kekal dan tidak berubah. Maka manusia telah dicukupkan dengan perubahan perkara yang besar ini yang tidak bisa dikira-kirakan dan tidak bisa dihayal didalam kemaslahatan-kemaslahatannya. Bila terdapat prubahan yang mewajibkan perubahan di bumi karena peraturan bumi itu digantungkan kepada langit maka semua itu terlewatkan oleh kekuasaan Al-Bari SWT tidak tercacati, terillati dan tidak tergantikan dari perlindungan Al-Bari untuk kemaslahatan alam. Fasubhana Al-Alim Al-Qodir.


Oleh : Kapdar Daerah C

0 komentar:

Posting Komentar