(Tab Widget 2)

Jumat, 13 Januari 2017

HARUSKAH CINTA YANG DISALAHKAN…? (ASCHAL Edisi 11)


Nia dan Mia adalah dua gadis bersaudra yang dianugerahi dengan wajah cantik dan tubuh yang ideal laksana sumber mata air sungai yang sulit untuk dicari bandingannya di permukaan jagat raya ini, mereka adalah bunga-bunga surga yang sengaja diciptakan oleh sang petala tujuh langit dari surga untuk membuat manusia tersenyum manis akan kecantikan dan keanggunannya.
Pada hari Rabu Nia dan Mia berangkat untuk mondok di pesantren Al-Amin untuk menimba ilmu serta mencari barakah para ulama  disana, setelah sampai di pondok tersebut, keluarganya menyerahkan sepenuhnya pada pak kyai untuk mendidik anaknya biar menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara. Jam telah menunjukkan pukul 13:00 siang, Nia dan Mia langsung pergi ke kamar yang menjadi tempat peraduan untuk mencari ilmu, setelah ortunya menyerahkan penuh pada pengasuh pondok, mereka bergegas untuk berpamitan pada sang anak tercintanya. Sudah beberapa bulan Nia dan Mia ada di pondok pesantren, mereka punya inisiatif untuk melanjutkan sekolahnya kejenjang kuliahan, sebab di pondok itu ada perguruan tingginya. Tak lama dari pemikirannya, mereka berdua masuk kuliah, namun bedanya mereka berdua lain jurusan, kalau Nia ke PAI sedangkan Mia kejurusan PBA, karena mulai kecil Mia gemar dalam mencari ilmu gramatika Arab.
Seperti biasa setiap kuliahan masuknya tiga kali selama satu minggu, Nia dan Mia masuk ke kelas masing-masing. Setalah masuk ke kelas, Mia langsung memperkenalkan diri sekaligus minta maaf atas keterlambatan masuk, sehingga tidak bisa mengikuti ORMABA yang pertahunnya menjadi rutinitas perguruan tinggi. Tak lama dari perkenalan itu Mia langsung duduk dan mendengarkan dosen yang lagi menjelaskan tentang ilmu Bahasa Arab. kemudian bel pun berbunyi menandakan jam pelajaran udah usai, Nia dan Mia merapikan buku dan bergegas keluar dari kelas masing-masing sekaligus terkejut dan terhipnotis melihat pemuda yang sangat tampan tersenyum dihadapannya sekaligus menyapanya.
“Hai…ba’ gimana kuliah disini enak ga’?  Rohit membuka perkenal.  “Ia enak cih, soalnya disini temen-temen pada baik semuanya.” Balas Mia. Btw…kalian di pondok putri ada di asrama apa?  Tanya Rohit.  “Aku dan kakak ku, ada di asrama Fajar Ilahi.  Jawab Mia dengan lemah lembut.  “Ya udah dulu ya mas, soalnya aku harus cepat-cepat kembali ke pondok ga’ enak bicara ditempat kayak gini. 
“Oh ia hampir lupa namanya Mas siapa?  Mia balik tanyak. “Nama ku Rohit. Jawab Rohit singkat. Ya udah makasih, sampai jumpa. Ucap Mia. 
“Ia sama-sama dan trimakasih banyak juga atas waktunya”. Balas Rohit sambil tersenyum.    
Dikala sang matahari terkelincir melewati puncak ketinggian langit bagai terlekat dilangit biru, bersihnya tiada berawan memancarkan keindahannaya dalam bentuk sebagai surga, seolah-olah hendak mematahkan segala yang bernama sendi kehidupan duniawi. Sekali terdengar meneteskan bunyi daun mati tergelepak terjatuh tertiup angin terhempas badai, melodi-melodi asmara cinta telah tumbuh bersemi, lagu merindu pun menebarkan bau wangi disetiap jantung kehidupan kaum adam dan hawa.
“Pagi anak-anak.” kata Pak Ardy yang menjadi dosen psikologi.
“Pagi juga pak” jawab mahasiswa serentak.
“Anak-anak sekarang aku minta maaf, karena jarang masuk, soalnya aku banyak kegiatan yang sangat padat diluar selain mengajar aku harus menjaga istriku yang lagi hamil tujuh bulan.” Ucap pak Ardy. 
“Hwooooo begitu ya pak”. Pantas aja bapak sekarang makin kurus. Celetuk salah satu maha siswa. Sepontan satu kelas langsung tertawa terbahak-bahak mendengar celetukan tadi. Udah-udah diam, sekarang kita buka pelajaran psikologinya melanjutkan yang kemarin dan bagi yang punya tugas harap kedepan untuk mepresentasikan makalahnya dan nanti langsung disusul dengan berdialog bersama. Ucap Pak Ardy kesel. Rohit yang pada saat itu menjadi pemimpin tugas langsung kedepan dan menerangkan secara detel, sehingga temennya mangakui akan kecerdasannya Rohit dalam bidang ilmu apapun.
            Setelah kebersamaan setiap hari di kuliahannya Mia menaruh hati kepada Rohit, demikian juga dengan Nia dia juga terpikat akan ketampanan dan kecerdasannya. Namun Rohit tidak tahu kalau mereka berdua sama-sama punya perasaan hati yang bergejolak terhadapa Rohit. Rohit menjalin kisah persahabatan yang sangat akrab sekali bersama mereka berdua, sehingga di hati Rohit juga terselip rasa perasaan cinta yang selalu menggebu-gebu dalam jiwanya terhadap Mia, namun Rohit tak mampu untuk mengungkapkan sepatah kata cinta kepada Mia, karena Rohit khawatir istana persahabatan yang telah mereka  bina seindah mungkin selama ini hancur hanya karena cinta sebab menurut Rohit cinta itu adalah kekuatan yang mampu mengubah duri menjadi mawar, mengubah sedih jadi bahagia, mengubah iblis jadi malaikat, mengubah bahil jadi dermawan dan mengubah penjara jadi istana.
            Keesokan harinya, penamilan Nia dan Mia gak seperti biasanya bersahabat, ketika mereka masuk kuliah Rohit merasa gak enak dengan dirinya.
“Hai Rohit ada apa dengan kamu, kok wajah kamu gak seperti biasanya.” Tanya Nia. “Gak ada apa-apa kok, aku cuman gak enak badan aja.” Jawab Rohit lemes.  “Jangan bohong gitu dong! aku kan sahabat mu, masak kamu masih menyimpan rahasia ama sahabat sendiri, lagian siapa tahu aku nanti bisa membantu untuk memecahkan problem yang kau alami.” Pinta Nia. “Gini Nia ceritanya, sekarang aku lagi jatuh cinta pada Mia sahabat ku sendiri, tapi aku takut gak  direspon.” Jelas Rohit.  Kenapa kamu harus takut? Kamu kan seorang cowok? Dan kamu harus berani dalam segala hal.  Apakah kamu kurang yakin dengan keadaan cintamu?  Ingat Hit, Manusia tidak akan pernah jatuh ke dalam jurang permainan dunia cinta dan manusia juga tidak akan keluar dari sarang cinta, tapi manusia tumbuh dan besar dalam kasih sayang cinta. Cinta mengajarkan pada kita bagai mana caranya harus berlaku jujur berjuang berkorban dan mempertahankan cinta. Cinta adalah mata kaki yang melangkah membangun samudra kebaikan, bila cintanya dilahirkan dalam keadaan fitrah. Cinta adalah tangan yang merajut hamparan intan permadani kasih sayang dan cinta adalah hati yang selalu berharap untuk mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya bahkan istana tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan manusia mulia, ucap Nia sambil menahan rasa sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Tak lama dari pembicaran mereka berdua, Mia menghampirinya sambil mengejutkan keduanya. “Lagi bahas apaan nih?” Kok kayaknya seriyus banget,  boleh ikutan ga’? Ucap Mia sambil tersenyum. enggak kok, kita cuman bahas tentang pelajaran psikologi yang belum difaham kamarin, soalnya besok giliran aku untuk mempresentasikan makalah. Ucap Mia berbohong. “Ya udah kalau gitu kita belajar bersama biar lebih semangat dan hasilnya lebih bagus”. Ucap Mia.
            Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan pun bergantian tuk menghisi roda kehidupan dunia fana, tak terasa wisuda telah digapai bersama. Semua mahasiswa merasa gembira setelah melihat hasil kelulusan mereka, begitu juga dengan Nia dan Mia. Namun ditengah-tengah hingar bingar, Mia melihat sesosok seorang yang sangat disayangi sedang duduk termenung seorang diri, dia adalah Rohit orang yang selalu menghiasi hari-harinya dengan canda tawa setiap saat dan waktu. Tanpa basa basi Mia langsung menghampirinya.
“Hai Hit kenapa cih kamu ko’ bengung ditempat sepi kayak gini? Kamu punya masalah ya? Tegur Mia. “Enggak kok, aku gak ada masalah apa-apa, cuman pengen sendiri aja.” Ucap Rohit berdusta. Tapi kayaknya kalau aku lihat dari mimik mukamu, kamu menyembunyikan sesuatu dari ku Hit? Tanya Mia. “Tolong ceritain dong, siapa tahu aku bisa bantu kamu. Lanjut Mia.  Gimana ya? Aku jadi binggung nih harus ngomong apa ama kamu? Potong Rohit. “Udah bicara aja jangan bikin aku penasaran gini.” Balas Mia,
“Oke Mia, kalau emang itu yang kamu minta, sebenarnya aku udah lama ingin ngomong ama kamu tentang semua ini. “jelas Rohit. “Ya udah ngomong disini aja. “sahut Mia. “Ga’ enak sama teman-temen, Gimana kalau kita ke perpustakan aja? “ucap Rohit memberikan usul. “oke deeeh! “Celetuk Mia.
Kemudian mereka berjalan ketempat yang dituju. Setelah sampai mereka duduk di bangku yang biasa mereka tempati. Dan di tempat itulah Rohit mengutarakan semua isi hatinya pada Mia. “Mia mulai pertama kali aku kenal ama kamu, bayangan wajah mu selalu menghantui fikiran ku, seakan-akan kehadiranmu memberikan hidup yang baru, tapi hati ku selalu ragu atas jawaban mu yang nantinya tidak sesuai dengan harapan ku.”  Ucap Rohit sambil menundukkan kepala. “Kenapa kamu gak bilang dari dulu kalau kamu mencintai ku.”? Padahal aku juga merasakan apa yang kamu rasakan selama ini, tapi aku gak mungkin mengungkapkan perasaanku lebih dulu karena aku sadar bahwa aku adalah seorang wanita yang hanya bisa menerima dan gak seperti seorang laki-laki yang bisa memilih antara satu sama yang lainnya”. Jelas Mia. “Berarti kamu menerimaku sebagai mahkota raja di istana hatimu”? Tanya Rohit sambil memandang wajah Mia penuh harap. “Ia” jawab Mia singkat.
            Kehidupan Rohit yang dulunya penuh dengan kegelapan kini terang menderang, laksana malam yang dihiasi oleh pancaran sinar sang rembulan dan bintang gemintang yang selalu menyinari maya pada ini akan kehadiran seorang  ratu dalam kehidupan istana rajanya. “Mia aku pengen tanya ama kamu, setelah lulusan dari pondok kamu melanjutkan study di mana?” Tanya Rohit. “Kalau kamu sendiri?” Ucap Mia balik bertanya.  “Kalau aku cih mau cari kerjaan untuk persiapan masa depan, karena aku gak ingin bergantung terus kepada ortu dan aku udah berjanji tidak mau menikah sebelum aku membalas semua kebaikan orang tuaku , sebab mulai kecil ortuku selalu dibikin repot oleh ku.” jawab Rohit. “Kalau gitu sama dong misi utama kita langsung cari kerjaan, soalnya kita kan sebentar lagi mau lulusan pondok.”  Ucap Mia. “Ya udah kalau gitu kita kembali lagi ke kelas gak enak ama temen-temen kita yang lagi bahagia berkumpul di kelas.” Pinta Rohit. “Oke deh apa cih yang gak to kamu? Ucap Mia sambil tersenyum.
 Keesokan harinya seperti biasa setiap pondok pesantren ketika hari Jum’at kegiatan libur semua. Setelah shalat Asar Rohit terkejut karena ada santri putra yang menghampirinya seraya berkata “Kak Rohit kamu dipanggil oleh Nia, seketika itu pula Rohit terkejut karena mulai mondok Rohit tak pernah dipanggil dan memanggil di pondoknya, meskipun dia punya perlu yang sangat penting ama siapa pun, sebab di pondoknya dilarang keras memanggil selain mahramnya. Sesampai di banat, Nia langsung tersenyum dan memepersilahkan duduk ama Rohit, karena Nia ingin bicara hati ke hati tentang masalah perasaan yang bergejolak dalam dirinya, sebab Nia tak mampu lagi untuk menggenggam perasaan yang berkecamuk dalam jiwanya, meskipun Nia sudah tahu kalau Rohit mencintai Mia adiknya sendiri. Nia langsung berkata, “Hit maafkan aku kalau aku telah menyita aktifitasmu”,  jujur aja Hit aku sangat mencintaimu mulai aku kenal ama wajah mu hatiku terpikat ingin memilikimu, tapi semua itu aku pendam dalam lubuk hati ku, karena aku tahu kau sangat mencintai Mia adik kandungku sendiri. Namun sebelum kau ungkapkan rasa cintamu pada Mia aku ingin terlebih dulu mengutarakan cintaku padamu, meskipun aku adalah wanita karena ku tak ingin menjadi orang yang pembohong. “Cukup Nia”, potong Rohit. “Kalau memang kamu mencintaiku, tapi kenapa dulu kau mendukung ku untuk memiliki Mia”? Andai kata kau jujur dengan keadaanmu dulu, mungkin permasalahannya gak seperti ini, soalnya aku telah mengutarakan lebih dulu tentang semua perasaan cintaku pada Mia setelah acara Wisuda bulan yang lalu. Dan lebih baik aku harus pergi dari kehidupan kalian semua, karena aku tak ingin ada yang sakit hati di antara persaudaraan kalian. Sebab aku punya prinsip tak ingin bergoyang dan menari-nari di atas penderitaan dan kesengsaran orang lain, lebih baik aku pergi dari kehidupan kalian dan trimaksih atas kejujuran mu. Jelas Rohit nyaris tak dengar. “Maafkan aku ya Hit, kalau memang kata-kata ku telah menyakiti perasaan mu karena aku tak ingin menyimpan cinta dalam hatiku, tapi kamu jangan langsung mempunyai keputusan kayak gitu.” Jelas Nia. Selang beberapa menit dari pembicaraan tadi, Rohit langsung pamitan ama Nia, namun sebelum keluar dari balai tamu, Mia pun datang dan langsung duduk di tempat yang kosong seketika itu pula Rohit terkejut. “Mau kemana kamu Hit”? Tanya Mia penasaran. Maaf aku harus keluar karena waktu pemanggilan udah habis. Trimaksih atas kebaikan semuanya. Ucap Rohit terburu-buru.
Di saat senja beringsut menggapai malam, ketika sang rembulan muram tenggelam dibalik indahnya awan, bintang gemintang pun berkelipan tuk menghiasi hembusan angin malam. Ditengah bayangan malam yang fana para santri terlelap dalam tidurnya yang di hiasi oleh dewi malam. Rohit pun berusaha bangun untuk menyucikan diri dan menghadap sang Ilahi Rabby. Di atas sajadah cinta dia membentangkan kedua telapak tangangnnya menghimpun ribuan doa merindukan sejuta harapan dari apa yang dia minta dengan isak tangis yang tersedu-sedu Rohit berkata.
Ya Allah ya Rabby Izzati…
Semua resah nan pilu hatiku tuk hidup dan lari dari kenyataan ini? Sampai kapankah cintaku bernasib seperti ini? Aku tak mungkin menghancurkan persaudraan mereka? Hanya karena aku memilih salah satu di antara mereka berdua. kerena mereka berdua sama-sama baik untuk ku. Ya…Allah ya Rabby… hamba yakin, seyakin yakinnya hatiku. bahwasanya engkau tak kan memberikan suatu cobaan pada setiap mahluknya kecuali pada batasan kemampuanya oleh karena, Hanya kepadamu aku bersimpuh dan memohon supaya hamba di anugerahi ketabahan dan kesabaran hati untuk menjalani kisah sedih ini dan semoga hati ku tetep berkeyakinan kalau diantara keduanya akan menjadi ratu di istana kerajaan hati ku dan andaikata dalam syariat islam diperbolehkan menikahi dua bersaudara, maka hamba akan menikahi semuanya demi menjaga perasaan mereka. Ya Allah maha pengasih lagi maha penyayang Kabul kanlah segala tangisan doa ku yang selalu ku panjatkan pada engkau dan berikanlah petunjuk jalan untuk memecahkan segala permasalahan ini. Amin ya rabbal alamin.!
Perlahan Rohit mengusap air matanya yang jatuh dari pipinya, hingga pada suatu hari Rohit boyong dari pondok dan memutuskan untuk pergi merantau keluar negeri tanpa harus memberitahukan pada Nia dan Mia, cuma hanya menitipkan secarik kertas surat yang di digunting menjadi dua yang satunya untuk Nia dan satunya untuk Mia. setelah surat itu sampai ketangan mereka, Mia yang pertama kali membuka terkejut melihat surat yang disobek yang tertulis satukanlah surat itu dengan surat yang ada pada Nia, kalau kamu ingin tahu kebenarannya tentang semua keputusanku. karena penasaran Mia langsung bergegas pergi ke Nia dan langsung bertanya kak dimana surat yang Rohit kasih ama kakak? Tanya Mia penasaran. “Ini de’”, balas Nia singkat. Setelah disatukan surat itu Nia dan Mia langsung membaca bersamasa.
Aslamu alaikum Wr. Wb.
Wahai orang yang sangat aku sayangi selama ini.
Janganlah kalian terkejut dengan kedatangan surat ku ini dan kalian jangan menghawatirkan keadaan ku karena aku disini baik-baik aja dan semoga kalian berdua juga merasakan apa yang aku rasa. Amin! Dengan air mata penyesalan mengiri tinta di atas kertas yang tak berbaju ini, ku persembahkan kegalawan hatiku. Agar aku bisa menyirami api kemarahan yang tak kunjung padam dalam benak hatiku. Tetesan air mata dipelupuk jiwa, ku bentaskan ke debu kalbu yang mengotori kesucian cinta. Tangisan malam ku raungkan pada sang rembulan yang setia menemani kerisawan hatiku dikala jiwa ini tak sanggup lagi menahan apa yang telah aku lakukan pada kalian, namun aku sadar bahwa semua itu tak mungkin ku tempuh. Dengan melontarkan kata-kata yang tak pantas di ucapkan terhadap insan pendawa cinta, ku telusuri terowongan gelap nan pekat dengan kenistaan agar aku sampai kesingga sana.Wahai orang yang aku sayangi! Dengan apa yang telah aku lakaukan pada kalian, sungguh kalian tak pantas memafi kesalahan ku dengan kedengkihan hati yang ku persembahakan pada kalaian, sungguh tak pantas kalian memafi ku. Namun meskipun begitu Maafkan atas khilafan ku tanpa berpamitan ama kalian lebih dulu, aku telah pergi dari dalam kehidupan kalian. Mungkin semua ini adalah terbaik bagi kita semua, untuk masa depan yang begitu cerah, karena aku tak ingin menyakiti kalian berdua dan aku bangga sekali punya sahabat kayak kalian yang begitu menyayangiku sepenuh hati dan semoga kalian menemukan raja hati yang bisa membahagiakan kalian di dunia dan akhirat. Amin ya rabbal alami.
By:
Pengagum Rahasiamu
Tanpa terasa air mata Nia jatuh dari kelopak matanya sekaligus merangkul Mia dan meminta maaf atas segala kesalahan yang telah ia perbuat selama ini. Mungkin karena aku terlalu egois pada saat itu, sehingga aku gak bisa mengontrol hawa nafsuku. tapi jujur aja aku melakukan semua itu karena aku gak tahu kalau kamu udah jadian ama Rohit sekali lagi aku minta maaf ya de’. Ucap Nia. Gak apa-apa kak, ini bukan salah kakak andaikata dulunya aku terbuka tentang keadaanku mungkin gak akan jadi begini, ya udahlah, yang terjadi biarlah terjadi kita buka lembaran baru aja, soalnya kalau kita saling menyalahkan gak ada selesai-selesainya. kita doakan aja semoga Rohit mendapatkan orang yang terbaik yang bisa memberikan kebahagian di dalam masa depannya. Ucap Nia sambil memeluk Mia.
Oleh: M. S. @rifin
          PBA STITS              

                                       
  





0 komentar:

Posting Komentar