Nia dan Mia adalah
dua gadis bersaudra yang dianugerahi dengan wajah cantik dan tubuh yang ideal
laksana sumber mata air sungai yang sulit untuk dicari bandingannya di
permukaan jagat raya ini, mereka adalah bunga-bunga surga yang sengaja
diciptakan oleh sang petala tujuh langit dari surga untuk membuat manusia
tersenyum manis akan kecantikan dan keanggunannya.
Pada
hari Rabu Nia dan Mia berangkat untuk mondok di pesantren Al-Amin untuk menimba
ilmu serta mencari barakah para ulama disana, setelah sampai di pondok tersebut,
keluarganya menyerahkan sepenuhnya pada pak kyai untuk mendidik anaknya biar
menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara. Jam telah menunjukkan pukul
13:00 siang, Nia dan Mia langsung pergi ke kamar yang menjadi tempat peraduan
untuk mencari ilmu, setelah ortunya menyerahkan penuh pada pengasuh pondok,
mereka bergegas untuk berpamitan pada sang anak tercintanya. Sudah beberapa
bulan Nia dan Mia ada di pondok pesantren, mereka punya inisiatif untuk
melanjutkan sekolahnya kejenjang kuliahan, sebab di pondok itu ada perguruan
tingginya. Tak lama dari pemikirannya, mereka berdua masuk kuliah, namun
bedanya mereka berdua lain jurusan, kalau Nia ke PAI sedangkan Mia kejurusan
PBA, karena mulai kecil Mia gemar dalam mencari ilmu gramatika Arab.
Seperti
biasa setiap kuliahan masuknya tiga kali selama satu minggu, Nia dan Mia masuk
ke kelas masing-masing. Setalah masuk ke kelas, Mia langsung memperkenalkan
diri sekaligus minta maaf atas keterlambatan masuk, sehingga tidak bisa
mengikuti ORMABA yang pertahunnya menjadi rutinitas perguruan tinggi. Tak lama
dari perkenalan itu Mia langsung duduk dan mendengarkan dosen yang lagi
menjelaskan tentang ilmu Bahasa Arab. kemudian bel pun berbunyi menandakan jam
pelajaran udah usai, Nia dan Mia merapikan buku dan bergegas keluar dari kelas
masing-masing sekaligus terkejut dan terhipnotis melihat pemuda yang sangat
tampan tersenyum dihadapannya sekaligus menyapanya.
“Hai…ba’
gimana kuliah disini enak ga’? Rohit
membuka perkenal. “Ia enak cih, soalnya
disini temen-temen pada baik semuanya.” Balas Mia. Btw…kalian di pondok putri
ada di asrama apa? Tanya Rohit. “Aku dan kakak ku, ada di asrama Fajar Ilahi.
Jawab Mia dengan lemah lembut. “Ya udah dulu ya mas, soalnya aku harus
cepat-cepat kembali ke pondok ga’ enak bicara ditempat kayak gini.
“Oh
ia hampir lupa namanya Mas siapa? Mia
balik tanyak. “Nama ku Rohit. Jawab Rohit singkat. Ya udah makasih, sampai
jumpa. Ucap Mia.
“Ia
sama-sama dan trimakasih banyak juga atas waktunya”. Balas Rohit sambil
tersenyum.
Dikala sang matahari terkelincir melewati puncak
ketinggian langit bagai terlekat dilangit biru, bersihnya tiada berawan
memancarkan keindahannaya dalam bentuk sebagai surga, seolah-olah hendak
mematahkan segala yang bernama sendi kehidupan duniawi. Sekali terdengar
meneteskan bunyi daun mati tergelepak terjatuh tertiup angin terhempas badai,
melodi-melodi asmara cinta telah tumbuh bersemi, lagu merindu pun menebarkan
bau wangi disetiap jantung kehidupan kaum adam dan hawa.
“Pagi
anak-anak.” kata Pak Ardy yang menjadi dosen psikologi.
“Pagi
juga pak” jawab mahasiswa serentak.
“Anak-anak
sekarang aku minta maaf, karena jarang masuk, soalnya aku banyak kegiatan yang
sangat padat diluar selain mengajar aku harus menjaga istriku yang lagi hamil
tujuh bulan.” Ucap pak Ardy.
“Hwooooo
begitu ya pak”. Pantas aja bapak sekarang makin kurus. Celetuk salah satu maha
siswa. Sepontan satu kelas langsung tertawa terbahak-bahak mendengar celetukan
tadi. Udah-udah diam, sekarang kita buka pelajaran psikologinya melanjutkan
yang kemarin dan bagi yang punya tugas harap kedepan untuk mepresentasikan
makalahnya dan nanti langsung disusul dengan berdialog bersama. Ucap Pak Ardy
kesel. Rohit yang pada saat itu menjadi pemimpin tugas langsung kedepan dan
menerangkan secara detel, sehingga temennya mangakui akan kecerdasannya Rohit
dalam bidang ilmu apapun.
Setelah kebersamaan setiap hari di
kuliahannya Mia menaruh hati kepada Rohit, demikian juga dengan Nia dia juga
terpikat akan ketampanan dan kecerdasannya. Namun Rohit tidak tahu kalau mereka
berdua sama-sama punya perasaan hati yang bergejolak terhadapa Rohit. Rohit
menjalin kisah persahabatan yang sangat akrab sekali bersama mereka berdua,
sehingga di hati Rohit juga terselip rasa perasaan cinta yang selalu
menggebu-gebu dalam jiwanya terhadap Mia, namun Rohit tak mampu untuk
mengungkapkan sepatah kata cinta kepada Mia, karena Rohit khawatir istana
persahabatan yang telah mereka bina
seindah mungkin selama ini hancur hanya karena cinta sebab menurut Rohit cinta
itu adalah kekuatan yang mampu mengubah duri menjadi mawar, mengubah sedih jadi
bahagia, mengubah iblis jadi malaikat, mengubah bahil jadi dermawan dan
mengubah penjara jadi istana.
Keesokan harinya, penamilan Nia dan
Mia gak seperti biasanya bersahabat, ketika mereka masuk kuliah Rohit merasa
gak enak dengan dirinya.
“Hai
Rohit ada apa dengan kamu, kok wajah kamu gak seperti biasanya.” Tanya Nia.
“Gak ada apa-apa kok, aku cuman gak enak badan aja.” Jawab Rohit lemes. “Jangan bohong gitu dong! aku kan sahabat mu,
masak kamu masih menyimpan rahasia ama sahabat sendiri, lagian siapa tahu aku
nanti bisa membantu untuk memecahkan problem yang kau alami.” Pinta Nia. “Gini
Nia ceritanya, sekarang aku lagi jatuh cinta pada Mia sahabat ku sendiri, tapi
aku takut gak direspon.” Jelas Rohit. Kenapa kamu harus takut? Kamu kan seorang
cowok? Dan kamu harus berani dalam segala hal. Apakah kamu kurang yakin dengan keadaan
cintamu? Ingat Hit, Manusia
tidak akan pernah jatuh ke dalam jurang permainan dunia cinta dan manusia juga
tidak akan keluar dari sarang cinta, tapi manusia tumbuh dan besar dalam kasih
sayang cinta. Cinta mengajarkan pada kita bagai mana caranya harus berlaku
jujur berjuang berkorban dan mempertahankan cinta. Cinta adalah mata kaki yang
melangkah membangun samudra kebaikan, bila cintanya dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Cinta adalah tangan yang merajut hamparan intan permadani kasih sayang
dan cinta adalah hati yang selalu berharap untuk mewujudkan dunia dan kehidupan
yang lebih baik dari sebelumnya bahkan istana tidak saja mengagungkan cinta
tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan manusia mulia, ucap Nia sambil
menahan rasa sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Tak
lama dari pembicaran mereka berdua, Mia menghampirinya sambil mengejutkan
keduanya. “Lagi bahas apaan nih?” Kok kayaknya seriyus banget, boleh ikutan ga’? Ucap Mia sambil tersenyum. enggak
kok, kita cuman bahas tentang pelajaran psikologi yang belum difaham kamarin,
soalnya besok giliran aku untuk mempresentasikan makalah. Ucap Mia berbohong. “Ya
udah kalau gitu kita belajar bersama biar lebih semangat dan hasilnya lebih
bagus”. Ucap Mia.
Hari demi hari, minggu demi minggu,
bulan pun bergantian tuk menghisi roda kehidupan dunia fana, tak terasa wisuda
telah digapai bersama. Semua mahasiswa merasa gembira setelah melihat hasil
kelulusan mereka, begitu juga dengan Nia dan Mia. Namun ditengah-tengah hingar
bingar, Mia melihat sesosok seorang yang sangat disayangi sedang duduk termenung
seorang diri, dia adalah Rohit orang yang selalu menghiasi hari-harinya dengan
canda tawa setiap saat dan waktu. Tanpa basa basi Mia langsung menghampirinya.
“Hai
Hit kenapa cih kamu ko’ bengung ditempat sepi kayak gini? Kamu punya masalah
ya? Tegur Mia. “Enggak kok, aku gak ada masalah apa-apa, cuman pengen sendiri
aja.” Ucap Rohit berdusta. Tapi kayaknya kalau aku lihat dari mimik mukamu,
kamu menyembunyikan sesuatu dari ku Hit? Tanya Mia. “Tolong ceritain dong, siapa
tahu aku bisa bantu kamu. Lanjut Mia.
Gimana ya? Aku jadi binggung nih harus ngomong apa ama kamu? Potong Rohit.
“Udah bicara aja jangan bikin aku penasaran gini.” Balas Mia,
“Oke
Mia, kalau emang itu yang kamu minta, sebenarnya aku udah lama ingin ngomong
ama kamu tentang semua ini. “jelas Rohit. “Ya udah ngomong disini aja. “sahut
Mia. “Ga’ enak sama teman-temen, Gimana kalau kita ke perpustakan aja? “ucap Rohit
memberikan usul. “oke deeeh! “Celetuk Mia.
Kemudian
mereka berjalan ketempat yang dituju. Setelah sampai mereka duduk di bangku yang
biasa mereka tempati. Dan di tempat itulah Rohit mengutarakan semua isi hatinya
pada Mia. “Mia mulai pertama kali aku kenal ama kamu, bayangan wajah mu selalu
menghantui fikiran ku, seakan-akan kehadiranmu memberikan hidup yang baru, tapi
hati ku selalu ragu atas jawaban mu yang nantinya tidak sesuai dengan harapan
ku.” Ucap Rohit sambil menundukkan
kepala. “Kenapa kamu gak bilang dari dulu kalau kamu mencintai ku.”? Padahal
aku juga merasakan apa yang kamu rasakan selama ini, tapi aku gak mungkin mengungkapkan
perasaanku lebih dulu karena aku sadar bahwa aku adalah seorang wanita yang
hanya bisa menerima dan gak seperti seorang laki-laki yang bisa memilih antara
satu sama yang lainnya”. Jelas Mia. “Berarti kamu menerimaku sebagai mahkota
raja di istana hatimu”? Tanya Rohit sambil memandang wajah Mia penuh harap.
“Ia” jawab Mia singkat.
Kehidupan Rohit yang dulunya penuh
dengan kegelapan kini terang menderang, laksana malam yang dihiasi oleh
pancaran sinar sang rembulan dan bintang gemintang yang selalu menyinari maya
pada ini akan kehadiran seorang ratu
dalam kehidupan istana rajanya. “Mia aku pengen tanya ama kamu, setelah lulusan
dari pondok kamu melanjutkan study di mana?” Tanya Rohit. “Kalau kamu sendiri?”
Ucap Mia balik bertanya. “Kalau aku cih mau
cari kerjaan untuk persiapan masa depan, karena aku gak ingin bergantung terus
kepada ortu dan aku udah berjanji tidak mau menikah sebelum aku membalas semua
kebaikan orang tuaku , sebab mulai kecil ortuku selalu dibikin repot oleh ku.” jawab
Rohit. “Kalau gitu sama dong misi utama kita langsung cari kerjaan, soalnya
kita kan sebentar lagi mau lulusan pondok.” Ucap Mia. “Ya udah kalau gitu kita kembali
lagi ke kelas gak enak ama temen-temen kita yang lagi bahagia berkumpul di
kelas.” Pinta Rohit. “Oke deh apa cih yang gak to kamu? Ucap Mia sambil
tersenyum.
Keesokan harinya seperti biasa setiap pondok
pesantren ketika hari Jum’at kegiatan libur semua. Setelah shalat Asar Rohit
terkejut karena ada santri putra yang menghampirinya seraya berkata “Kak Rohit
kamu dipanggil oleh Nia, seketika itu pula Rohit terkejut karena mulai mondok Rohit
tak pernah dipanggil dan memanggil di pondoknya, meskipun dia punya perlu yang
sangat penting ama siapa pun, sebab di pondoknya dilarang keras memanggil
selain mahramnya. Sesampai di banat, Nia langsung tersenyum dan memepersilahkan
duduk ama Rohit, karena Nia ingin bicara hati ke hati tentang masalah perasaan
yang bergejolak dalam dirinya, sebab Nia tak mampu lagi untuk menggenggam
perasaan yang berkecamuk dalam jiwanya, meskipun Nia sudah tahu kalau Rohit
mencintai Mia adiknya sendiri. Nia langsung berkata, “Hit maafkan aku kalau aku
telah menyita aktifitasmu”, jujur aja Hit
aku sangat mencintaimu mulai aku kenal ama wajah mu hatiku terpikat ingin
memilikimu, tapi semua itu aku pendam dalam lubuk hati ku, karena aku tahu kau
sangat mencintai Mia adik kandungku sendiri. Namun sebelum kau ungkapkan rasa
cintamu pada Mia aku ingin terlebih dulu mengutarakan cintaku padamu, meskipun
aku adalah wanita karena ku tak ingin menjadi orang yang pembohong. “Cukup Nia”,
potong Rohit. “Kalau memang kamu mencintaiku, tapi kenapa dulu kau mendukung ku
untuk memiliki Mia”? Andai kata kau jujur dengan keadaanmu dulu, mungkin
permasalahannya gak seperti ini, soalnya aku telah mengutarakan lebih dulu
tentang semua perasaan cintaku pada Mia setelah acara Wisuda bulan yang lalu.
Dan lebih baik aku harus pergi dari kehidupan kalian semua, karena aku tak
ingin ada yang sakit hati di antara persaudaraan kalian. Sebab aku punya
prinsip tak ingin bergoyang dan menari-nari di atas penderitaan dan kesengsaran
orang lain, lebih baik aku pergi dari kehidupan kalian dan trimaksih atas
kejujuran mu. Jelas Rohit nyaris tak dengar. “Maafkan aku ya Hit, kalau memang
kata-kata ku telah menyakiti perasaan mu karena aku tak ingin menyimpan cinta
dalam hatiku, tapi kamu jangan langsung mempunyai keputusan kayak gitu.” Jelas
Nia. Selang beberapa menit dari pembicaraan tadi, Rohit langsung pamitan ama
Nia, namun sebelum keluar dari balai tamu, Mia pun datang dan langsung duduk di
tempat yang kosong seketika itu pula Rohit terkejut. “Mau kemana kamu Hit”?
Tanya Mia penasaran. Maaf aku harus keluar karena waktu pemanggilan udah habis.
Trimaksih atas kebaikan semuanya. Ucap Rohit terburu-buru.
Di
saat senja beringsut menggapai malam, ketika sang rembulan muram tenggelam
dibalik indahnya awan, bintang gemintang pun berkelipan tuk menghiasi hembusan
angin malam. Ditengah bayangan malam yang fana para santri terlelap dalam
tidurnya yang di hiasi oleh dewi malam. Rohit pun berusaha bangun untuk menyucikan
diri dan menghadap sang Ilahi Rabby. Di atas sajadah cinta dia membentangkan
kedua telapak tangangnnya menghimpun ribuan doa merindukan sejuta harapan dari
apa yang dia minta dengan isak tangis yang tersedu-sedu Rohit berkata.
Ya Allah ya
Rabby Izzati…
Semua resah
nan pilu hatiku tuk hidup dan lari dari kenyataan ini? Sampai kapankah cintaku
bernasib seperti ini? Aku tak mungkin menghancurkan persaudraan mereka? Hanya
karena aku memilih salah satu di antara mereka berdua. kerena mereka berdua
sama-sama baik untuk ku. Ya…Allah ya Rabby… hamba yakin, seyakin yakinnya
hatiku. bahwasanya engkau tak kan memberikan suatu cobaan pada setiap mahluknya
kecuali pada batasan kemampuanya oleh karena, Hanya kepadamu aku bersimpuh dan
memohon supaya hamba di anugerahi ketabahan dan kesabaran hati untuk menjalani
kisah sedih ini dan semoga hati ku tetep berkeyakinan kalau diantara keduanya
akan menjadi ratu di istana kerajaan hati ku dan andaikata dalam syariat islam
diperbolehkan menikahi dua bersaudara, maka hamba akan menikahi semuanya demi
menjaga perasaan mereka. Ya Allah maha pengasih lagi maha penyayang Kabul
kanlah segala tangisan doa ku yang selalu ku panjatkan pada engkau dan
berikanlah petunjuk jalan untuk memecahkan segala permasalahan ini. Amin ya
rabbal alamin.!
Perlahan
Rohit mengusap air matanya yang jatuh dari pipinya, hingga pada suatu hari Rohit
boyong dari pondok dan memutuskan untuk pergi merantau keluar negeri tanpa
harus memberitahukan pada Nia dan Mia, cuma hanya menitipkan secarik kertas
surat yang di digunting menjadi dua yang satunya untuk Nia dan satunya untuk
Mia. setelah surat itu sampai ketangan mereka, Mia yang pertama kali membuka
terkejut melihat surat yang disobek yang tertulis satukanlah surat itu dengan
surat yang ada pada Nia, kalau kamu ingin tahu kebenarannya tentang semua
keputusanku. karena penasaran Mia langsung bergegas pergi ke Nia dan langsung
bertanya kak dimana surat yang Rohit kasih ama kakak? Tanya Mia penasaran. “Ini
de’”, balas Nia singkat. Setelah disatukan surat itu Nia dan Mia langsung
membaca bersamasa.
Aslamu
alaikum Wr. Wb.
Wahai
orang yang sangat aku sayangi selama ini.
Janganlah
kalian terkejut dengan kedatangan surat ku ini dan kalian jangan menghawatirkan
keadaan ku karena aku disini baik-baik aja dan semoga kalian berdua juga
merasakan apa yang aku rasa. Amin! Dengan air mata penyesalan mengiri tinta
di atas kertas yang tak berbaju ini, ku persembahkan kegalawan hatiku. Agar aku
bisa menyirami api kemarahan yang tak kunjung padam dalam benak hatiku. Tetesan
air mata dipelupuk jiwa, ku bentaskan ke debu kalbu yang mengotori kesucian
cinta. Tangisan malam ku raungkan pada sang rembulan yang setia menemani
kerisawan hatiku dikala jiwa ini tak sanggup lagi menahan apa yang telah aku
lakukan pada kalian, namun aku sadar bahwa semua itu tak mungkin ku tempuh.
Dengan melontarkan kata-kata yang tak pantas di ucapkan terhadap insan pendawa
cinta, ku telusuri terowongan gelap nan pekat dengan kenistaan agar aku sampai
kesingga sana.Wahai orang yang aku sayangi! Dengan apa yang telah aku lakaukan
pada kalian, sungguh kalian tak pantas memafi kesalahan ku dengan kedengkihan
hati yang ku persembahakan pada kalaian, sungguh tak pantas kalian memafi ku.
Namun meskipun begitu Maafkan atas khilafan ku tanpa berpamitan ama kalian
lebih dulu, aku telah pergi dari dalam kehidupan kalian. Mungkin semua ini
adalah terbaik bagi kita semua, untuk masa depan yang begitu cerah, karena aku
tak ingin menyakiti kalian berdua dan aku bangga sekali punya sahabat kayak
kalian yang begitu menyayangiku sepenuh hati dan semoga kalian menemukan raja
hati yang bisa membahagiakan kalian di dunia dan akhirat. Amin ya rabbal alami.
By:
Pengagum Rahasiamu
Tanpa terasa air mata Nia jatuh
dari kelopak matanya sekaligus merangkul Mia dan meminta maaf atas segala
kesalahan yang telah ia perbuat selama ini. Mungkin karena aku terlalu egois
pada saat itu, sehingga aku gak bisa mengontrol hawa nafsuku. tapi jujur aja aku melakukan semua
itu karena aku gak tahu kalau kamu udah jadian ama Rohit sekali lagi aku minta
maaf ya de’. Ucap Nia. Gak apa-apa kak, ini bukan salah kakak andaikata dulunya
aku terbuka tentang keadaanku mungkin gak akan jadi begini, ya udahlah, yang
terjadi biarlah terjadi kita buka lembaran baru aja, soalnya kalau kita saling
menyalahkan gak ada selesai-selesainya. kita doakan aja semoga Rohit
mendapatkan orang yang terbaik yang bisa memberikan kebahagian di dalam masa
depannya. Ucap Nia sambil memeluk Mia.
Oleh:
M. S. @rifin
PBA STITS
0 komentar:
Posting Komentar