(Tab Widget 2)

Selasa, 17 Januari 2017

REALISASIKAN PONDOK NURU SYADZILY, WARGA BANGKALAN TERSELAMATKAN..! (ASCHAL Edisi 12)


Thoriqoh As-syadziliyah begitulah ajarannya sebagai mana yang telah kami sebutkan di majalah aschal sebelumnya perihal visi dan misinya yakni bagaimana mengupayakan masyarakat Bangkalan agar senantiasa selalu dzikrullah, bermunajat kepada Alloh melalui tawajjuh yang di sertai dengan pembacaan sholawat Nabi sebelumnya. Dimana substansi dari thoriqoh yang ada sebetulnya Tidak lain adalah sebagai sarana/media penyambung hati kita kepada sang kholiq   secara langsung. Apa lagi dalam prosesi tawajjuh tersebut KH. Fakhrillah Aschal  selaku mursyid terlebih dahulu selalu memberikan rintihan kalbu melalui wejangan-wejangannya yang sangat menyentuh. Tak ayal jika dari masyarakat yang hadir banyak yang tidak bisa membendung air matanya karena terbuai dalam khidmatnya suasana yang kelam, sunyi, namun penuh dengan sejuta makna. ini merupakan salah satu wujud dari salah satu produk unggulan KH. Fakhrillah Aschal dalam mencanangkan agendanya. Dan Alhamdulillah sejauh program ini berjalan ternyata membuahkan hasil yang signifikan di antaranya banyak dari masyarakat Bangkalan yang dulunya sombong, tinggal sholat, keras hati karena tidak pernah tersirami oleh dzikir, kini berubah menjadi sosok orang yang rendah diri, giat ibadah dan penuh lemah lembut.
Melihat reaksi positif luar biasa dari seluruh lapisan warga Bangkalan dan hasil yang lumayan bagus, membuat RKH. Fakhrillah Aschal jadi semakin greget ingin meningkatlkan lebih jauh lagi dalam mensyiarkan panji-panji islam yang lebih menekankan  pada pembinaan hati, karena dirasa perlu sekali apa lagi pasca suramadu yang tidak dapat di pungkiri menjadi jembatan arus luar Madura yang kian marak silih berganti. Belum lagi proses industrilalisasi yang saat ini sudah mulai merambah masuk ke berbagai ranah dan beberapa  pedesaan yang ada dengan lekasnya kondisi  ini membuat resah dan khawatir warga dan para tokoh masyarakat Bangkalan. Menyorot fenomena yang ada sehingga perlu adanya penangan yang ekstra ketat agar semua warga Madura khususnya Bangkalan dapat terhindari dari aliran yang bisa merusak sum-sum ajaran dan adat Madura sendiri khususnya kaum remaja. Oleh karenanya RKH. Fakhrillah Aschal Merasa terpanggil untuk ikut menjaga kemurnian dan kesalafan yang memang menjadi icon pulau Madura, dan butuhnya suatu lembaga yang orientasinya khusus dalam pembersihan hati, apa lagi hati merupakan pondasi sekaligus cermin dari jasad kita.
Bukti kepedulian RKH. Fakhrillah Aschal pada ummat tersebut, beliau realisasikan melalui berdirinya Pondok pesantren “Nuru Syadzily” yang berbasis akhlakul karimah. Nama Nurul Syadzily sendiri di adopsi bukan berarti karena beliau menganut faham As-syadziliyah atau hanya di ikuti dan di dominasi oleh kaum Sydzili saja ini tidak tetapi dari nama tersebut beliau berharap ada tafaul cahaya barokah dari imam As-syadzily agar tetap mengalir deras mengiringi langkah segenap lapisan masyarakat Bangkalan.    
Karena ini sifatnya urgen dan memang perlu untuk di kembangkan sehingga RKH. Fakhrillah Aschal Berupaya untuk mendirikan pondok tersebut di seluruh kecamatan Bangkalan yang terhitung 17 kecamatan. Meskipun belum teralisasi secara menyeluruh namun ada yang sudah mulai berdiri di antaranya, kecamatan Tanah Merah, Modung, Kokop, Geger, Aros baya dan Labang yang semuanya  di urusi oleh masing-masing pengurus yang sudah di pilih namun tetap secara keseluruhan di bawah pimpinan satu  komando yakni RKH. Fakhrillah Aschal pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil. Pola pendidikan yang ada di pondok Nuru Syadzily sendiri hakikatnya tidak jauh berbeda dengan pondok-pondok pesantren pada umum seperti kurikulum pendidikan, sekolah madrasah, pengajian kitab rutin bahkan masalah kepesantrenan lainnya, hanya titik tekan di sini lebih mengacu pada pembenahan/pembinaan etika diri. 

Statemen Ini berlaku bagi sapa saja yang ingin berminat masuk tanpa ada diskriminasi faham atau golongan. Termasuk bagi mereka warga Bangkalan yang kurang mampu atau yatim piatu.  Bahkan beliau menyempatkan diri demi untuk terjun langsung ke pondok-pondok tersebut melalui pengajian rutin kitab kuning “Bidayatul Hidayah sebulan satu kali. Harapan dari salah satu pengurus NU KATIB PWNU yakni H. Moh. Toyyib Fawwaz adalah bagaiman nantinya pondok “Nuru Syadzily” ini bisa benar-benar berjalan sesuai harapan, terutama mampu menjadi tameng dari virus luar Madura yang kapan saja siap untuk menggerogoti jantung waraga Madura khususnya pasca suramadu. Red/El-barbazy. com   

1 komentar: