RAKYAT BERBENAH, PEMERINTAH TERARAH
Oleh Bunas,
Presiden BEM STAIS 13-14
Gawe pemilu yang merupakan
implemintasi posisi Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi sistem
demokrasi akan kembali digelar. ini artinya rakyat-yang katanya- sebagai
pemangku kekuasaan tertinggi dalam sebuah sistem demokrasi akan tercermin kembali
dan betul-betul demokratis. Dan menurut hemat penulis, mengajari para pembaca
tentang demokrasi tak ubahnya mengajari ikan cara berenang.
Dalam rangka menyambut pesta pemilu
2014 mendatang, telah banyak wacana, harapan, dan perubahan Indonesia pada yang
lebih baik. Wajah peradaban Indonesia akhir-akhir ini terlalu busuk untuk
dipertahankan dan tidak ada perubahan. Maka wajar ketika 2014 ini sepertinya
akan menjadi titik awal nasib Indonesia ke depan. Kira-kira harapannya seperti
itu.
Sebagai bekal menuju titik pemulihan
dibidang pemerintahan pada pemilu 2014 ini terlebih dahulu rakyat dihadapkan
pada fakta-fakta akurat bahwa Indonesia sedang ada dalam kondisi yang sangat
memprihatinkan dalam segala sektor dan mengalami krisis multidimensi. Baik
dibidang perekonomian, bidang pertahanan, bidang politik dan yang paling parah
di bidang kepercayaan hingga akhirnya timbul berbagai slogan yang menggambarkan
keadaan miris negara Indonesia seperti, hukum Indonesia; Tumpul ke atas tajam
kebawah, Harga Demokrasi yang luar biasa mahal, yang jujur bisa jadi hancur,
dan beberapa slogan faktuas lainnya. Dan dalam keteledoran diatas sasaran utama
untuk dikambing hitamkan adalah ketidak etosan para pemerintah. Entah, apakah
penilaian itu sudah objektif, atau bahkan sangat objektif. Yang jelas, citra
buruknya sudah barang tentu digeneralkan yaitu tidak berhasilnya bangsa
Indonesia dalam menegakkan hukum. Meskipun yang terlibat langsung hanyalah
sebagian oknum.
Menaruh harapan besar kepada para
calon-calon pemimpin negara untuk dapat merubah citra buruk Indonesia merupakan
hal yang wajar. Karena memang mereka adalah ujung tombak bangsa. Dan, nasib
Indonesia dalam 5 tahun kedepan sudah pasti banyak akan terkontaminasi oleh
sikap pemimpin terpilih. Sehingga tidak heran apabila ajang 2014 menjadi tahun
yang menumbuhkan harapan besar rakyat agar pemimpin terpilih betul-betul
membawa perubahan. Secara sepintas idealnya memang demikian. Akan tetapi yang
perlu digaris bawahi adalah memperbaiki citra buruk yang semakin memburuk ini
bukanlah hal yang mudah yang dapat disulap hanya dalam jangka waktu lima tahun.
Rezim Soeharto bisa diruntuhkan ketika 32 tahun masa kepemimpinannya, bahkan
Indonesia sendiri membutuhkan waktu selama kurang lebih 3 abad atau sekitar 350
tahun untuk bisa terlepas dari belenggu penjajahan. Indonesia tidak hanya
dimulai dari tahun 2014, tidak hanya ada lima tahun setelah 2014.
Oleh karenanya, ada baiknya rakyat
Indonesia, sebagai unsur tunggal dalam demokrasi, berfikir lebih jauh dalam
merancang masa depan Indonesia. Untuk berupaya mewujudkan perubahan citra buruk
tidak hanya harus menunggu gerbang 2014 akan tetapi harus dimulai dari
memperbaiki kebiasaan-kebiasaan buruk yang timbul dalam skala sederhana. Ketika
konstitusi Indonesia akhir-akhir ini memberikan contoh yang sangat
kontradiktif, maka Aqil Mukhtar sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (yang
melanggar konstitusi karena terjerat kasus korupsi) bukan satu-satunya Objek
yang perlu dibina, karena perilaku Aqil tidak lepas dari lingkungan dan
kelonggaran yang berkembang dikalangan rakyat Indonesia itu sendiri.
Rakyat perlu berbenah yang di mulai
dari hal yang paling sederhana, misalnya membiasakan jujur dan perilaku positif
lainnya, membangun kepedulian terhadap pendidikan, menumbuhkan rasa
nasionalisme yang tinggi, memberi sangsi tegas orang yang ada di lingkungannya
saat melakukan pelanggaran baik moral maupun sosial, kembangkan etika yang
baik, sehingga akan lahir sosok-sosok pemimpin masa depan yang terarah, berkualitas
dan berintegritas yang akan memberi solusi terhadap masalah besar negara
Indonesia.
Intinya, yang mampu merubah kondisi
miris Indonesia adalah rakyat Indonesia itu sendiri! Toh, pemerintah juga
rakyat yang menentukan.
ان
الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بانفسهم
0 komentar:
Posting Komentar