(Tab Widget 2)

Selasa, 14 Februari 2017

KITA BENAHI SISTEM PEMILU YANG TERLANTAR Atau, KITA TUNGGU KEHANCURAN (ASCHAL Edisi 15)


KITA BENAHI SISTEM PEMILU YANG TERLANTAR
Atau, KITA TUNGGU KEHANCURAN
Prolog.
Sistem demokrasi yang diimplemintasikan melalui gawe pemilu ini selalu menarik perhatian untuk dikaji karena disini akan mengakomodir seluruh suara bangsa untuk mewujudkan satu visi yang sama yaitu kesejahteraan bersama. Ada banyak polemik, pro dan kontra yang menyemarakkan terselenggaranya pemilu. Lalu bagaimana kalangan pemuda Indonesia harus menanggapi dan dimana posisinya serta apa fungsinya.? Mari kita ikuti wawancara ekseklusif  reporter ASCHAL, Nasrullah Am dan Abd. Fattah bersama KH. Hasani Zubair, S. IP, M. K.P., selaku Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda ANSOR NU Kabupaten Bangkalan.

Pendapat Bapak Kiai terhadap pemilu 2014 mendatang?
Pertama, Sebenarnya pemilu ini mencerminkan adanya sistem demokrasi di negara ini. baik itu pilpres, pilgub, atau pilbub dll. Kedua, kami selaku tokoh pemuda mempunyai harapan agar pemilu 2014 yang akan datang ini menjadi pemilu yang jauh lebih baik, demokratis dan bersih, sehingga bisa mengangkat sosok pemimpin yang betul-betul membanggakan, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh rakyat Indonesia.

Peran Tokoh Pemuda dalam mengawal suksesi demokrasi 2014 dan  langkah yang harus dilakukan?
Pemuda sebagai regenerasi kepemimpinan dalam hal ini memiliki peran yang sangat besar yaitu untuk dapat merekonstruksi sistem pemilu yang mungkin memang sangat perlu untuk diperbaiki. salah satu langkah yang harus dilakukan yaitu mengajak kaum muda sendiri dan para masyarakat agar lebih kritis dan lebih peka. pemuda sangat dibutuhkan agar dapat berperan mengawasi dan mengontrol pelaksanaan pemilu atau jalannya demokrasi yang ada di Indonesia.

Secara spesifik, di ANSOR NU ini sendiri langkah apa yang telah dipersiapkan?
Beberapa waktu yang lalu kita mengadaklan PKD yaitu pelatihan kepemimpinan dasar. dalam pelatihan itu kita di ajarkan menjadi pemimpin yang penuh tanggung jawab dan berintegritas. dan pelatihan tidak hanya setagnan pada PKD saja, tapi setelah itu kita berlanjut ke jenjang pelatihan kepemimpinan lanjutan atau PKL dan setelah itu berjenjang lagi ke ke tingkat nasional namanya pelatihan kepemimpinan nasional yang di singkat PKN.  Dan ini tidak lepas bertujuan untuk mencetak kader-kader pemimpin masa depan atau pemimpin dari kalangan Nahdiyyin untuk berkiprah dan sesuai dengan keinginan atau harapan kita khususnya masyarakat Nahdiyyin.
Makanya dalam istilah ANSOR itu yang di maksud PC itu bukan pengurus cabang akan tetapi PIMPINAN cabang. Beda dengan singkatan yang di gunakan pada umumnya. Ini kan juga termasuk upaya untuk mencetak kader pemimpin. Ya minimal pemimpin rumah tangga (dengan nada guyon). Di GP ansor memang seperti itu, bahkan dalam salah satu yel-yelnya Gp ansor yaitu “siapa kita, Ansor NU. NKRI harga mati. Pancasila jaya” Dan ini adalah sebuah doktrin dalam idiologi keorganisasian dan umumnya pada organisasi NU dan kita wajib menjaga NKRI yang berasakan Pancasila karena banyak yang paham di luar aswaja sehingga NKRI akan terpecah belah. dari situlah kami di minta untuk mengawal pemuda-pemuda ini dan mengawasi agar menjadi kader-kader yang baik. kami sering mendapatkan motivasi dan bimbingan dari PCNU bangkalan yaitu KH. Fachri, yang juga kakak saya, agar GP Ansor ini bersinergi dan harapan beliau saling melengkapi sehingga berjalannya NU dan badan otonomnya ini berjalan sejajar atau selalu selaras dan tambah kuat.

Perlukah pemuda terlibat langsung sebagai calon pemimpin atau bahkan presiden?
Saya kira tidak ada salahnya jika memang barisan kaum pemuda sekarang ini lebih aktif. paling tidak sebagaimana tercermin dalam semboyan yang familiar yaitu “yang muda yang terampil, yang kreatif, yang berbicara, yang bertanggung jawab” dan lain sebagianya. Semboyan seperti ini mestinya menjadi sebuah dorongan ataupun motivasi bahwa pemuda sudah saatnya tampil, sudah saatnya berkiprah dan menampilkan sebuah jati diri seorang pemimpin yang memiliki integritas dan bertanggung jawab. Kalau disini konteksnya adalah pemuda maka kami sangat berharap para pemuda bisa berperan lebih aktif.

Masyarakat sudah menaruh harapan yang sangat besar pada pemilu 2014 mendatang. seakan-akan perubahan Indonesia baru bisa di tata pasca 2014. Pandangan kiai?
Saya kira, kalau toh nanti kedepanya ini masyarakat menaruh dan meng-elu-elukan pemimpin yang lebih tegas, bijak, dan bersih menjadi seorang pemimpin, hal ini harus dimulai dari hal yang lebih awal dulu yaitu bagaimana sistemnya dulu yang diperbaiki. Jadi mengimpikan sosok pemimpin yang baik itu kita harus melewati cara yang baik pula saat memilih.Jadi siapapun yang akan menjadi pemimpin, hal itu tidak lepas dari sistemnya terlebih dahulu yang nantinya akan menghasilkan sosok pemimpin yang bijak dan memiliki jati diri seorang pemimpin yang betul-betul berintegritas sehingga mampu memperbaiki nasib Indonesia khususnya dalam 5 tahun kedepan.

Fakta menunjukkan bahwa Indonesia mengalami krisis multidimensi termasuk di sektor demokrasi dan kepercayaan. Yang paling dominan untuk disalahkan?
Saya kira dalam hal ini tidak perlu mendeteksi siapa yang harus disalahkan. kita anggap ini adalah sebuah kesalahan kita semua.  Dalam masalah politik misalnya, selama ini penyuluhan sosial politik masih sangat kurang, lebih-lebih kepada tatanan tataran masyarakat bawah seperti halnya di pedesaan. parahnya lagi, kita malah justru selalu di suguhkan oleh hal-hal yang sangat miris, seperti mewabahnya kasus korup yang menimpa para pejabat negara mulai dari pejabat daerah hingga pejabat pusat. Ini kan malah mencerminkan keadaan politik yang buruk. Moneypolitik misalnya, kecerobohan seperti ini sangat banyak kita temui diberbagai tingkatan pemilu. Bahkan di momen pilkades sekalian.
Nah. disini peran kita semua khususnya kaum muda sekarang untuk mengajak bagaimana mengajarkan pendidikan politik yang baik untuk masyarakat, di mulai dari lingkungan kita, keluarga kita, tetangga sekitar kita dan mungkin lebih meluas dari pada itu. Bahwasanya kita harus mentransformasikan pendidikan politik yang baik untuk mereka. Ya tentu yang pertama harus dimulai dari kita pribadi sebagai orang yang juga memiliki hak suara dalam pemilu harus betul-betul peka, tahu dan mengerti bagaimana kemudian kita memanfaatkan hak suara sesuai dengan pilihan hati nurani. Saya kira seperti itu.

Sedikit tentang NU, ada banyak kader NU yang terlibat dalam pencalonan. Dampaknya kepada NU sendiri menurut kiai?
Sebenarnya saya sendiri kurang faham. PBNU itu dulu waktu sesudah terpilihnya pak Said Aqil menyatakan kalau PBNU ini orientasinya lebih banyak berkiprah di dunia pendidikan keagamaan yakni pesantren. sedangkan Said Agil sendiri sudah menyatakan secara pribadi kalau dirinya tidak akan terjun atau ikut dalam pilpres dan lain sebagainya. Kalau terkait dengan dukungan saya kira itu menjadi sebuah hak masing-masing organisasi apapun dan dimanapun. Terkait bagaimana ketika ada kader NU ikut dalam pilpres, kalau menurut saya pribadi itu adalah hal yang perlu kita banggakan, asalkan mereka tidak membawa bendera NU. Tentu ketika ada kader NU ikut mencalonkan diri menjadi capres sudah sepatutnyalah kita sebagai kader  NU juga ikut mendukung bahkan sangat mendukung.

Kesan bapak kiai terhadap kepemimpinan pak SBY selama sepuluh tahun?
Kita tahu pak SBY ini dalam kepemimpinannya sudah dua priode, secara pembacaan politiknya, pak SBY bertahan dua periode itu sudah luar biasa. itu plusnya. tapi disini kalau menurut saya pribadi, kesan atau penilain terhadap kinerja pak SBY ini juga masih banyak kekurangan terutama dalam hal kesejahteraan. intinya dalam kepemimpinannya pak SBY pasti ada plus dan minusnya. Seperti terbentuknya KPK dan lain sebagainya atau juga sisi minusnya berupa kebijakan SBY yang dianggap kurang tegas. Kalau saya pribadi menilai secara global iya masih perlu banyak aspek yang harus dibenahi.

Evaluasi dari demokrasi tahun yang lalu?
Yang jelas masih terdapat banyak yang hal perlu dievaluasi untuk kemudian dibenahi dan di perbaiki, mulai dari sistem dan berbagai aspek lainnya. Terutama yang paling marak terjadi dalam berbagai pemilu adalah terjadinya banyak kecurangan-kecurangan atau hal-hal lain yang mencerminkan demokrasi secara bersih. disitu masih banyak terjadi pelangaran-pelanggaran dan sabagiannya.

Terakhir, himbauan kepada Masyarakat khususnya pemuda?
Harapannya seperti yang telah kami sampaikan di awal, kami atas nama kalangan pemuda sangat berharap kepada masyarakat khususnya para pemuda untuk lebih peka dan kritis terhadap keadaan lingkungan sosial terlebih dalam hal yang berkaitan dengan politik. Segenap kalangan masyarakat diharapkan bisa proaktif dalam mengawal dan mengontrol berlangsungnya PEMILU ini. Karena jika kita hanya melakukan pembiaran, dalam artian tidak mau menggubris kecurangan-kecurangan diatas maka ya tunggulah kehancurannya. Ini semua tidak lain agar supaya dalam pemilu ini kita betul-betul menghasilkan sosok pemimpin yang ideal untuk Idnonesia dan sesuai dengan keinginan rakyat.

0 komentar:

Posting Komentar