(Tab Widget 2)

Rabu, 22 Februari 2017

ANAK BABI YANG MASUK SURGA (ASCHAL Edisi 16)



Sohibul hikayat, suatu ketika nabi Musa alaihis salam mendapat wahyu dari alloh
“Wahai Musa, datanglah ke bukit tursina ketika matahari masuk ke peraduannya!” sedangkan jarak rumahnya dan bukit tursina hampir perjalanan sehari semalam,
Kemudian beliau memanggil Nabi Harun dan mengatakan prihal tersebut seraya berkata “kau jaga umat-umatku agar tidak meninggalkan akidahnya, kemudian beliau melanjutkan perjalanannya.
Pada tengah hari beliau berhenti sejenak sambil memandang bumi yang sangat kokoh, kemudian beliau berdoa dengan khusyuk hampir matahari terbenam, “Wahai tuhanku siapa yang akan menjadi tetanggaku di surga kelak?”
Tuhan berfirman, “apakah itu penting bagimu?”
“aku sekedar ingin mengetahuinya,” jawab Musa,
Tuhan berfirman  “pergilah kedesa anu’ disana ada seorang pemuda bernama fulan, dia kelak akan menjadi tetanggamu disurga,
“Wahai saudaraku harun, aku baru saja menerima wahyu dari tuhanku”
Kemudian mereka berjalan ke desa tersebut,
“Apa kau tahu?” Tanya musa,
“Perkiraanku, kampung itu disana,”  jawab Harun,
“sebaiknya kita percepat langkah” ujar musa,
Mereka akhirnya sampai di desa tersebut, Rumah-rumahyna sederhana, pintunya terkuak seorang pemuda tampan yang bernama fulan menyembul dari balik pintu,
“Tuan-tuan dari mana?” Tanya si fulan,
“kami dari kejahuan, kenalkan namaku Musa dan saudaraku harun”
Selagi asyik berbincang, tiba-tiba sifulan teringat sesuatu,  “maaf tuan-tuan, saya wajib melakukan sesuatu, kaerna merasa heran mereka mengikutinya, ternyata si fulan mendekati kandang yang di dalamnya ad sepasang babi, si fulan memberi makan dengan sabar, lalu mereka saling berpandangan seraya berkata “apakah tuhan tidak salah”,  sementara sifulan masih sibuk mengurusi babinya,
“agama apa yang kamu anut?” Tanya mereka pada si fulan,
“sama seperti tuan-tuan,” jawab si fulan              
 “tuan-tuan heran ‘kan?”
“lalu….bagaimana ceritanya?” Tanya musa,
“suatu hari ayah dan ibuku melakukan dosa besar yang sulit diampuni, maka jadilah keduanya menjelma sebagai babi”
“Dosa apa yang mereka perbuat sehingga begitu?” Tanya harun
Si fulan tak menjawab, dia meneruskan ceritanya, “setiap saat aku selalu berdoa agar tuhan mengampuninya dan mengembalikan bentuk mereka pada sedia kala, namun ternyata tuhan masih belum berkenan mengampuninya”
“mungkin tuhan menilai darma baktimu kepada kedua orangtuamu, meskipun telah berubah sebagai binatang yang menjijikan, tetapi kamu tetap hormat dan merawat mereka dengan ikhlas,”kata musa mengemukakan alasan mengapa tuhan memasukkan si fulan ke surga. 

0 komentar:

Posting Komentar