Sohibul hikayat,
suatu ketika nabi Musa alaihis salam mendapat wahyu dari alloh
“Wahai Musa,
datanglah ke bukit tursina ketika matahari masuk ke peraduannya!” sedangkan
jarak rumahnya dan bukit tursina hampir perjalanan sehari semalam,
Kemudian beliau
memanggil Nabi Harun dan mengatakan prihal tersebut seraya berkata “kau jaga
umat-umatku agar tidak meninggalkan akidahnya, kemudian beliau melanjutkan
perjalanannya.
Pada tengah
hari beliau berhenti sejenak sambil memandang bumi yang sangat kokoh, kemudian
beliau berdoa dengan khusyuk hampir matahari terbenam, “Wahai tuhanku siapa
yang akan menjadi tetanggaku di surga kelak?”
Tuhan berfirman,
“apakah itu penting bagimu?”
“aku sekedar
ingin mengetahuinya,” jawab Musa,
Tuhan berfirman
“pergilah kedesa anu’ disana ada seorang
pemuda bernama fulan, dia kelak akan menjadi tetanggamu disurga,
“Wahai
saudaraku harun, aku baru saja menerima wahyu dari tuhanku”
Kemudian mereka
berjalan ke desa tersebut,
“Apa kau tahu?”
Tanya musa,
“Perkiraanku,
kampung itu disana,” jawab Harun,
“sebaiknya kita
percepat langkah” ujar musa,
Mereka akhirnya
sampai di desa tersebut, Rumah-rumahyna sederhana, pintunya terkuak seorang
pemuda tampan yang bernama fulan menyembul dari balik pintu,
“Tuan-tuan dari
mana?” Tanya si fulan,
“kami dari
kejahuan, kenalkan namaku Musa dan saudaraku harun”
Selagi asyik
berbincang, tiba-tiba sifulan teringat sesuatu, “maaf tuan-tuan, saya wajib melakukan sesuatu,
kaerna merasa heran mereka mengikutinya, ternyata si fulan mendekati kandang
yang di dalamnya ad sepasang babi, si fulan memberi makan dengan sabar, lalu
mereka saling berpandangan seraya berkata “apakah tuhan tidak salah”, sementara sifulan masih sibuk mengurusi
babinya,
“agama apa yang
kamu anut?” Tanya mereka pada si fulan,
“sama seperti
tuan-tuan,” jawab si fulan
“tuan-tuan heran ‘kan?”
“lalu….bagaimana
ceritanya?” Tanya musa,
“suatu hari
ayah dan ibuku melakukan dosa besar yang sulit diampuni, maka jadilah keduanya
menjelma sebagai babi”
“Dosa apa yang
mereka perbuat sehingga begitu?” Tanya harun
Si fulan tak
menjawab, dia meneruskan ceritanya, “setiap saat aku selalu berdoa agar tuhan
mengampuninya dan mengembalikan bentuk mereka pada sedia kala, namun ternyata
tuhan masih belum berkenan mengampuninya”
“mungkin tuhan
menilai darma baktimu kepada kedua orangtuamu, meskipun telah berubah sebagai
binatang yang menjijikan, tetapi kamu tetap hormat dan merawat mereka dengan
ikhlas,”kata musa mengemukakan alasan mengapa tuhan memasukkan si fulan ke surga.
0 komentar:
Posting Komentar