(Tab Widget 2)

Minggu, 05 Februari 2017

KARENA AYAH BERSHALAWAT (ASCHAL Edisi 14)


Sufyan al-Tsauri pernah bertanya pada seorang laki-laki perihal kebiasaannya membaca shalawat dalam setiap langkahnya, maka laki-laki itu pun kemudian bercerita:
“ Suatu ketika, saya bersama ayah saya pergi ke Baitullah al-Haram untuk melaksanakan ibadah haji. Hingga setibanya kami di suatu tempat, ayah saya jatuh sakit. Saya pun menyadari apa yang harus saya lakukan, mengobatinya. Lalu di suatu malam, ketika saya berada di dekat kepalanya, ayah saya menghembuskan nafas terakhir , mukanya menjadi hitam. Kalimat innalillah wa inna ilaihi rajiun saya ucapkan seiring duka yang amat menyayat. Saya tutupi wajahnya dengan sehelai kain sarung. Tiba-tiba rasa kantuk menyerang saya sehingga saya pun terlelap dalam tidur. Dalam tidur itu saya bermimpi bertemu dengan sosok laki-laki yang tidak pernah saya lihat ketampanan yang menyamainya, tidak pernah saya lihat pakaian yang lebih bersih dari apa yang dipakainya, tidak pernah pula saya dapati yang lebih harum dan wangi dari padanya. Laki-laki itu berjalan mendekati jasad ayah saya. Setelah sampai, ia membuka kain yang menutupi wajah ayah lalu mengusapkan telapak tangannya kepada muka ayah, kemudian muka ayah saya menjadi putih berseri seketika. Setelah itu, laki-laki tersebut langsung hendak pergi akan tetapi saya menahannya kemudian saya bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah engkau yang telah diberi amanah oleh Allah kepada jasad ayahku di tempat yang asing ini?”, laki-laki itu kemudian menjawab, “Tidakkah kamu mengenaliku,? Aku adalah Muhammad ibni Abdillah Shahib al-Qur’an. Ayahmu memanglah seorang yang lalai, akan tetapi dia selalu memperbanyak shalawat kepadaku, dia selalu minta pertolonganku dan aku adalah penolong bagi setiap orang yang memperbanyak membaca shalawat kepadaku”. Seketika itu saya terbangun dari tidur dan kudapati wajah ayah telah menjadi putih berseri-seri. Wallahu a’lam.
Oleh: Lancenk Ceria

Disarikan dari kitab Tanbih al-Ghafilin.

0 komentar:

Posting Komentar