(Tab Widget 2)

Selasa, 07 Februari 2017

KALAM SYAIR (ASCHAL Edisi 14)


Berlian Asmara di Sudut  Hati
Dulu….. kau adalah temen seperjuangan
Yang mengukir canda tawa dan kasih sayang
Disetiap celah-celah kehidupanku
Namun…. Sekarang kau jadi separuh nyawaku
Ku tak tahu dari mana datangnya perasaan itu
Ku tak mengerti dan tak faham tentang isi hati ini
Mungkin orang bilang aku tak punya hati
Aku tak punya persaaan, egokah aku?
Tapi, itulah kata hati yang sebenarnya
Aku bukan sang pencipta petala tujuh langit
Yang bisa memberimu segala yg kau inginkan
Tapi, aku punya hati yang tak bisa dibeli dengan harta
Aku bukan pangeran yang gagah dikerajaan yang megah
Tapi, aku punya kerajaan yang kokoh dihati tempatmu bernaung
Aku bukan pahlawan yang bisa memerdekaknmu
Namun, aku rela berkorban demi kebahagiaanmu..
Aku bukan siapa-siapa yang harus ada hatimu..
Tapi, aku ingin kasih sayang darimu
Yang tulus menerima aku apa adanya....
Aku mencintaimu sepenuh jiwaku
Aku menyangimu disetiap denyutan jantungku
Dan izinkanlah aku tuk mengecup hatimu
Biar hati ini terasa tentram dan damai selamanya….
By: Filza Al-@rif
Surabaya, 20-08-91

Pedih
Pedih…!!!
Akan selalu merintih
Pada kenyataan hidup
Yang senantiasa redup
Cahaya pun enggan tuk menyinari
Berjuta sisi gelap diri
Ingin aku terjatuh…!
Mendarat di atas pesona cintamu
Yang selalu buatku terlupa
Akan deru napas dan waktu
Memburu seluruh nafsuku
Terus menerus mengeluh rapuhnya hati
Kurasakan pedih ini tiada akhir
Seperti, langit tak bertepi
Kucoba menemukan ujung hidupku
Tempat bersandar dan bercerita
Tapi aku pun tak bisa
Sampai akhirnya….!
Aku pun menghadap Sang Ilahi…
By : Zaeif Muady@

Mungkinkah  Ini Cinta
Saat pertama jumpa dengan mu
Ku terpesona akan kehadiranmu
Getaran hati yang telah lama hilang
Kini hadir menyapa ku kembali
Ingin ku katakan kalimat manis untuk mu
Tapi aku malu…….
Bahwa kau adalah anugrah terindah untukku
Kau bagai bintang yang memperindah malam gelapku
Kau bagaikan matahari yang menghangatkan hidupku
Namun saat didekat mu
Bibir pun tak mampu terucap
Walaupun hanya satu kata
Ya…rabby inikah cinta itu?
Akankah rasa ini datang dan pergi lagi…?
Seperti bunga mawar yang layu
Diterpa sengatan matahari
By : Mimie el-adisty
“Qoish”

Diam
Mengapa kau diam
Apakah kau membenciku….?
Tapi… apa salahku..?
Kadang kau sangat baik padaku
Tapi kau  juga sering mendiamiku
Apa sebenarnya maksudmu….?
Kau membuatku galau, resah dan bingung
Aku tak mengerti inginmu
Katakanlah padaku
Agar ku tak selalu bertanya
Dalam bimbang dan galaunya diriku
By : Always Fara’s
By New Are Test

Tentang Seseorang
Kau torehkan sebait kata mesra tentang cerita
Melukis warna duka dengan air mata
Mengukir nama di atas prahara
Malam merinduku . . . .
Tentangnya . . .
Seorang kekasih affairku
Pada seseorang ingin ku tengadah
Tentang hasrat cinta yang terabaikan
Penuh hayal dalam imajinasi mimpiku
Sebuah pengertian yang di harap
Meski tanpa bahasa lisan yang terucap
Lelah asaku merenungi nasib cinta ini
Jika cinta tetaplah cinta
Lalu kenapa rasa dihatiku tak mau merubahnya..?
Haruskah diam yang kan jadi pilihan
Jika harapan ini hanya mampu bersahaja
Pada setiap ruh yang terjaga
Pada jiwa yang merasa
Adakah jawaban dari pertanyaan ini..?
By: Fierna Mahardika
Pu3 Leisy

Masa Lalu
Bagai angin berhembus menyapa tubuhku
Berlalu pergi dan terus menjauh dari hidupku
Hingga ku kembali tersesat di tengah malam kelabu
Terombang-ambing di bawah angan semu
Ingin sekali kau raih tanganku
Tapi ku sadar kau hanya masa lalu
Yang suatu saat pasti berlalu
Ku relakan dirimu pergi dari sisiku
Lenyap dan sirna dari benakku
Tak ingin lagi ku terbelenggu
Terkungkung oleh kenangan bersamamu
Selamat tinggal masa lalu
Kan aku kenang dirimu..
Di sela-sela untaian doaku
By : Tamam Ezie

Persaanku
Lelah ku coba berpaling
Tuk menepis semua rasa
Namun diri tiada kuasa
Rasa itu kian menyiksa
Begitu sulit tuk ku tahan
Tak sanggup pula selalu ku pendam
Lewat puisi sengaja ku ungkap
Meski lisan tak begitu mampu berucap
Namun…
Haruskah aku pungkiri rasa hati
Sementara cucuran airmata menjadi bukti
Bahwa kini kau selalu di hati
Aku sadar..
Harapku terlalu tinggi tuk ku gapai
Hasratku pun begitu jauh tuk ku raih
Mungkin hanya dalam hayal ku bisa bersamamu
Hanya dalam mimpi ku sanggup memilikimu
By: Xtriel Group, II Ts

Dialog Tanpa Jeda
Lirih…
Gerhana itu berlabuh
Mengelap keringat lesu
Pada bibir malam yang beku
Sunyi matanya menepi
Di biduk senja tak bersayap
Berlukiskan paruh waktu yang lelap
Berderap, merayap
Menyulap elegi musim semi
Di setengah luas samudera gelap
Pada Nilmu yang meluap
Kemarau kemarin..
Masih menyisakan dahaga
Menulis ilusi berduri
Melukis gerimis membanjiri
Mengemis seiris tangis
Tapi hanya histeris miris
Pada wajahmu
Bukan wajahku yang ku tahu
By: Kamalia Husna, PBA V STAIS

0 komentar:

Posting Komentar